Ankara (ANTARA News) - Turki mengirim satu tim yang terdiri dari para ahli ke Inggris pada Selasa (28/3) untuk mencoba membujuk London agar mencabut larangan penumpang membawa perangkat elektronik besar dalam penerbangan dari Istanbul, kata Menteri Transportasi Ahmet Arslan.

Inggris pekan lalu mengeluarkan larangan membawa laptop dan tablet di kompartemen penumpang dalam penerbangan dari lima negara di Timur Tengah dan Afrika utara serta Turki.

(Baca juga: Inggris larang alat elektronik pada penerbangan dari enam negara)

Arslan mengatakan kepada CNN Turk bahwa dia merasa Inggris akan segera mencabut larangan itu "karena pertemuan kami mengindikasikan begitu", namun mengatakan bahwa perbincangan dengan AS kemungkinan akan "membutuhkan waktu lebih lama".

"Yang saya harapkan dari Inggris secara spesifik adalah agar larangannya dicabut sesegera mungkin," ujar Arslan.

Langkah Inggris tersebut diambil setelah Washington melarang perangkat elektronik yang lebih besar dari ponsel dibawa ke dalam penerbangan langsung ke AS dari 10 bandara di tujuh negara Timur Tengah dan Turki. Mereka hanya mengizinkan perangkat itu disimpan dalam koper.

Larangan dari Inggris itu berpengaruh pada 14 maskapai penerbangan termasuk British Airways, EasyJet dan makapai unggulan Turkish Airlines, yang labanya dihantam serangan teror pada 2016.

(Baca juga: AS larang penumpang pesawat dari 13 negara Timur Tengah bawa perangkat ini)

Dalam upaya untuk membuat para penumpang "kian nyaman" setelah larangan, maskapai mengatakan para penumpang boleh pakai laptop sampai mereka lepas landas.

Perangkat elektronik tersebut kemudian akan diletakkan di area khusus di kargo pesawat dan akan dikembalikan pada pemiliknya jelang kedatangan, demikian Turkish Airlines, AFP.