Beijing (ANTARA News) - China dan negara di sekeliling Laut China Selatan seharusnya bekerja sama mendorong pertukaran dalam usaha mulai dari pertolongan bencana hingga navigasi keselamatan, kata diplomat senior China, dalam komentarnya, Senin.

China dengan semua cara mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, yang kaya sumber daya. Kapal melintasi kawasan itu membawa membawa produk dagangan senilai 5 trilun dolar Amerika Serikat.

Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengklaim wilayah di jalur laut strategis itu.

China, yang membangun pulau buatan dan mengerahkan militer beserta persenjataannya di kawasan tersebut, juga membuat negara tetangganya bingung. Beijing juga mencoba menjamin Asia Tenggara dengan usaha, seperti, membicarakan tata perilaku di kawasan perairan itu.

Dalam forum akhir pekan di Provinsi Hainan, Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin, mengatakan, mekanisme itu akan meningkatkan saling percaya dan memperkuat kerja sama, demikian naskah pidatonya yang disiarkan pada Senin.

Mekanisme itu akan menyumbang kepada pertukaran dalam kegiatan seperti pencegahan bencana, pertolongan martim, proteksi lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, riset ilmiah dan keselamatan navigasi, katanya.

"Mekanisme tersebut bertujuan untuk memperkuat kerja sama pragmatis dan meningkatkan saling kepercayaan, dan bukan tentang menyelesaikan perselisihan," kata Liu.

Indonesia-Singapura
Pemerintah Indonesia dan Singapura mendorong penyelesaian sengketa Laut China Selatan dengan mengajak seluruh negara di kawasan tersebut untuk mengutamakan perdamaian.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, usai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Jakarta, Senin (6/3).

"Indonesia dan Singapura merasa perlu menyatukan frekuensi karena memiliki tujuan yang sama, yaitu mendorong penyelesaian masalah Laut China Selatan. Kami berharap penyelesaian ini pun dilakukan secara damai," kata Wiranto.

Kedua pemerintah negara ASEAN mengajak negara-negara lain di sekitar Laut China Selatan untuk menahan diri dan menghindari klaim wilayah yang dapat menimbulkan konflik baru.

"Kami tidak ingin masalah ini menimbulkan konflik, sehingga kami mengajak untuk menahan diri dan menghormati hukum internasional," katanya.

Wiranto menjelaskan kunjungan Teo ke Indonesia, yang bertepatan dengan penyelenggaraan KTT ke-20 Indian Ocean Rim Association (IORA), di Jakarta, juga membahas terkait kerja sama penanganan terorisme dan radikalisme yang berkembang di Indonesia maupun Singapura.

"Saat ini Indonesia dan Singapura memiliki musuh yang sama yaitu terorisme dan radikalisme ini merupakan permasalahan yang sangat menonjol untuk segera diatasi," katanya.

Menurut dia, hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara tetangga itu perlu dimanfaatkan untuk memerangi gerakan-gerakan terlarang itu.