Pemain Flores punya potensi untuk dikembangkan
27 Maret 2017 12:04 WIB
Seleksi Timnas U-19 Regional Sumatra. Pelatih Timnas U-19 Indra Syafri memantau proses seleksi pesepak bola untuk regional Sumatra di Stadiun Utama Riau, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (8/3/2017). Seleksi regional Sumatra diikuti 33 orang pesepak bola dari Provinsi Riau, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kepulauan Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro) ()
Kupang (ANTARA News) - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri menilai para pemain sepak bola di Pulau Flores mempunyai potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan.
"Para pemain di Pulau Flores khususnya di Kabupaten Ngada mempunyai potensi untuk menjadi pemain-pemain hebat, oleh karena itu mereka menjadi runner up dalam Liga Nusantara pada 2016 lalu," katanya saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Ia mengatakan untuk menyeleksi dan mencari pemain-pemain terbaik dari yang terbaik, dirinya telah melakukan blusukan ke ke sejumlah daerah di Indonesia.
Untuk wilayah NTT sendiri dua daerah ia kunjungi, yakni Atambua yang berbatasan dengan Timor Leste serta pulau Flores khususnya di Ngada.
Menurut Indra, hal utama bagi para pemain adalah bagaimana para pemain itu bisa mengikuti seleksi Timnas karena itu tentunya adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi para calon pemain timnas itu.
"Kalau bagi saya, intinya kita kasih kesempatan terlebih dahulu agar para pemain itu bisa menunjukkan kemampuan mereka di lapangan hijau saat seleksi. Masalah mereka lolos seleksi atau tidak itu bagian lain lagi," tambahnya.
Ia juga mengaku dari enam perwakilan NTT yang ikut seleksi di Surabaya beberapa waktu lalu, semuanya tidak ada yang lolos seleksi sehingga harus dipulangkan semuanya.
Ia sendiri menilai saat ini sudah ada dua Sekolah Sepak Bola (SSB) yang telah dibangun di NTT, yakni SSB Bintang Tumur di Atambua, dan SSB Bali United yang di buka di Kota Kupang.
Pelatih yang pernah membawa Garuda Jaya menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 mengharapkan agar keberadaan dua SSB itu mampu melahirkan pemain-pemain hebat dari NTT yang nantinya bisa menyusul Yabes yang saat ini telah kembali dipanggil oleh pelatih Timnas U-22 Luis Milla.
Menurut dia, potensi dan bakat para pemain di Flores, Nusa Tengara Timur, tidak kalah dengan para pemain dari Pulau Jawa, dan daerah lainnya di Indonesia.
Selama ini potensi pemain-pemain NTT khususnya di Pulau Flores tidak bisa berkembang dengan baik, karena tidak ada yang melihat dan melatihnya secara baik.
Terkait seleksi Timnas U-19 hingga saat ini dirinya telah memulangkan 12 pemain yang dinilai belum mumpuni mengisi skuad Garuda Muda.
Di antara 12 pemain tersebut salah satunya adalah Endong Tirtayasa pemain asal Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang berposisi di lini depan.
Sebagai pengganti para pemain tersebut, Indra memanggil 12 pesepak bola baru yang nantinya bergabung dengan rekan-rekannya di pemusatan latihan (TC) timnas U-19 di Lapangan Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur.
"Namun, jika di antara 12 pemain baru nanti kualitasnya dibawah 12 pemain yang dipulangkan, maka bisa saja ada dari 12 pemain dipulangkan yang kami panggil lagi," demikian Indra.
"Para pemain di Pulau Flores khususnya di Kabupaten Ngada mempunyai potensi untuk menjadi pemain-pemain hebat, oleh karena itu mereka menjadi runner up dalam Liga Nusantara pada 2016 lalu," katanya saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Ia mengatakan untuk menyeleksi dan mencari pemain-pemain terbaik dari yang terbaik, dirinya telah melakukan blusukan ke ke sejumlah daerah di Indonesia.
Untuk wilayah NTT sendiri dua daerah ia kunjungi, yakni Atambua yang berbatasan dengan Timor Leste serta pulau Flores khususnya di Ngada.
Menurut Indra, hal utama bagi para pemain adalah bagaimana para pemain itu bisa mengikuti seleksi Timnas karena itu tentunya adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi para calon pemain timnas itu.
"Kalau bagi saya, intinya kita kasih kesempatan terlebih dahulu agar para pemain itu bisa menunjukkan kemampuan mereka di lapangan hijau saat seleksi. Masalah mereka lolos seleksi atau tidak itu bagian lain lagi," tambahnya.
Ia juga mengaku dari enam perwakilan NTT yang ikut seleksi di Surabaya beberapa waktu lalu, semuanya tidak ada yang lolos seleksi sehingga harus dipulangkan semuanya.
Ia sendiri menilai saat ini sudah ada dua Sekolah Sepak Bola (SSB) yang telah dibangun di NTT, yakni SSB Bintang Tumur di Atambua, dan SSB Bali United yang di buka di Kota Kupang.
Pelatih yang pernah membawa Garuda Jaya menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 mengharapkan agar keberadaan dua SSB itu mampu melahirkan pemain-pemain hebat dari NTT yang nantinya bisa menyusul Yabes yang saat ini telah kembali dipanggil oleh pelatih Timnas U-22 Luis Milla.
Menurut dia, potensi dan bakat para pemain di Flores, Nusa Tengara Timur, tidak kalah dengan para pemain dari Pulau Jawa, dan daerah lainnya di Indonesia.
Selama ini potensi pemain-pemain NTT khususnya di Pulau Flores tidak bisa berkembang dengan baik, karena tidak ada yang melihat dan melatihnya secara baik.
Terkait seleksi Timnas U-19 hingga saat ini dirinya telah memulangkan 12 pemain yang dinilai belum mumpuni mengisi skuad Garuda Muda.
Di antara 12 pemain tersebut salah satunya adalah Endong Tirtayasa pemain asal Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang berposisi di lini depan.
Sebagai pengganti para pemain tersebut, Indra memanggil 12 pesepak bola baru yang nantinya bergabung dengan rekan-rekannya di pemusatan latihan (TC) timnas U-19 di Lapangan Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur.
"Namun, jika di antara 12 pemain baru nanti kualitasnya dibawah 12 pemain yang dipulangkan, maka bisa saja ada dari 12 pemain dipulangkan yang kami panggil lagi," demikian Indra.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: