Jakarta (ANTARA News) - Rasa penasaran manusia terhadap Planet Mars tampaknya belum terpuaskan melalui berbagai ekspedisi perjalanan ke luar angkasa secara sudut pandang ilmiah.
Film besutan sutradara Daniel Espinosa menawarkan sudut pandang berbeda terhadap planet harapan manusia yang sedang diteliti, yaitu Mars.
Enam orang astronot dikirim untuk mencari jawaban atas ditemukannya sampel kehidupan di planet merah tersebut. Enam astronot tersebut adalah David Jordan (Jake Gyllenhaal), Miranda North (Rebecca Ferguson), Rory Adams (Ryan Renolds), Sho Kendo (Hiroyuki Sanada), Hugh Derry (Ariyon Bakare), dan Katerina Golovkin (Olga Dihovichnaya).
Premis cerita ini tidak jauh berbeda dengan film Alien (1979) arahan Ridley Scott. Premisnya adalah astronot yang melakukan ekspedisi ke luar angkasa, kemudian menemukan kehidupan. Namun, justru berbalik menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.
Pada awalnya enam astronot tersebut hanya ingin mengambil kapsul yang sudah berhasil mengambil sampel tanah di Mars. Benar adanya, mereka berhasil mengambil kapsul berisi tanah tersebut dan memang terbukti dengan pernah adanya kehidupan di Mars, yaitu berupa mikroorganisme.
Makhluk mikroskopis tersebut berbentuk dan berukuran seperti protozoa yang bersel tunggal. Awalnya dugaannya makhluk tersebut telah mati karena suhu yang sangat dingin di Mars. Hingga akhirnya para peneliti tersebut mencoba memberikan rangsangan dengan berbagai cara layaknya makhluk dalam keadaan atmosfer di Bumi.
Benar saja, makhluk bersel tunggal tersebut hidup dan tumbuh di pelihara di dalam pesawat luar angkasa. Di luar dugaan, menariknya organisme hidup tersebut mampu berkoloni membesar cepat hingga bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop.
Pertumbuhan tidak wajar tersebut nampaknya berubah menjadi ancaman ketika diketahui organisme yang diberi nama Calvin tersebut tidak bisa dimatikan dengan cara apa pun, bahkan pada suhu tinggi dan ruang hampa udara.
Selanjutnya, ancaman semakin nyata ketika Calvin, selain cerdas, juga memakan semua makhluk hidup yang ditemuinya. Sekejap horor dan teror bercampur pada setiap adegan film ini yang mampu membuat penonton menerka-nerka serta menaikkan adrenalin hingga akhir film.
Fakta Menarik
Dalam film, diceritakan settingan waktunya adalah tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 2017. Keadaan peradaban manusia, baik ilmu maupun teknologinya adalah keadaan masa sekarang yang memang sedang mencari tahu bentuk kehidupan lain selain di Bumi. Rasa penasaran terhadap makhluk asing tampaknya mampu disajikan dalam bentuk ancaman yang berbeda dengan Alien yang diwujudkan dalam monster besar.
Bahkan, klasifikasi makhluk tersebut juga tidak diketahui oleh ilmuan terbaik dunia yang ikut dalam rombongan astronot tersebut. Selain itu, banyak penggemar film jenis fiksi ilmiah menganggap bahwa film "Life" merupakan gabungan antara Alien dan Gravity (2013) yang dibintangi oleh Sandra Bullock.
Bentuk visual pesawat luar angkasa yang canggih dan dengan dilengkapi perlengkapan hidup yang canggih juga ditawarkan dalam film ini. Banyak penjelasan ilmiah yang diinformasikan dalam film ini, seperti bagaimana kekuatan bahan baku pesawat luar angkasa terbentuk? Bagaimana cara memakai baju astronot? Bahkan, pertanyaan menggelitik, seperti bagaimana astronot buang air besar? Hal ini juga diinformasikan dalam film fiksi ilmiah tersebut.
Akting dari pemain bintang tersebut, termasuk Jake Gyllenhaal, mampu menggiring penonton kepada adrenalin yang tinggi ketika mereka ketakutan akan ancaman spesies yang mampu menjadi ancaman Bumi. Berbagai upaya dilakukan agar spesies asing tersebut tidak memasuki orbit bumi.
Rilis film "Life" dipercepat dari jadwal awalnya. Rencanya film horor thriller ini akan dirilis pada bulan Mei 2017. Namun, karena dalam waktu yang bersamaan ada beberapa film Hollywood yang sudah memiliki penggemar lama akan diluncurkan, strategi pemasaran menjadi alasan utama dalam mempercepat penayangannya.
Hampir keseluruhan scene film divisualkan dalam keadaan terbalik/ Dengan trik kamera tersebut, sensasi gravitasi nol bisa dirasakan oleh penonton sepanjang film. Kehidupan sehari-hari juga dimunculkan sebagai gambaran menjadi astronot, seperti kebosanan yang harus dihilangkan dengan cara olahraga, mengobrol bersama keluarga yang ada di Bumi, dan membawa perlengkapan gawai yang mampu mengalihkan kebosanan.
Tidak seperti film astronot lainnya, "Life" menampilkan astronot dengan kemampuan yang berbeda-beda. Tidak semua astronot mampu menjadi mekanik perangkat luar angkasa karena diceritakan bahwa setiap astronot memiliki peran masing-masing, seperti teknisi, kapten pesawat, dokter, dan ilmuwan.
Bahkan, beberapa adegan menampilkan kelemahan manusia dalam menghadapi tekanan psikologi atau panik memunculkan reaksi yang berbeda sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang didapatnya.
Sayangnya film ini kurang dieksplorasi lebih dalam lagi karena banyak penjelasan yang masih membuat penonton bertanya-tanya.
Bbeberapa adegan cerita masih terkesan dipaksakan, seperti twist dan logika pengeluaran biaya yang besar dalam misi tersebut demi mengambil sampel tanah yang tujuannya belum diketahui, bahkan ancaman awal juga sudah diprediksi dengan adanya protokol jika ada spesies yang mampu mengancam kehidupan astronot.
Secara keseluruhan, bagi para penggemar fiksi ilmiah dan teror makhluk asing, "Life" dapat memberikan gambaran baru terhadap ancaman yang selalu bisa didekatkan dengan ilmu ilmiah yang sudah diketahui manusia dalam sepanjang film. Setidaknya, akhir film ini berbeda dengan sajian film fiksi ilmiah spesies asing lainnya.
(A072/D007)
"Life" teror dari Planet Mars
26 Maret 2017 22:56 WIB
ilustrasi: Foto Planet Mars yang diambil Teleskop Antariksa Hubble ketika planet itu berada 50 juta mil dari Bumi pada 12 Mei 2016. (NASA/ESA/the Hubble Heritage Team (STScI/AURA)/J. Bell (ASU)/M. Wolff (Space Science Institute))
Oleh Afut Syafril
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: