Jakarta (ANTARA News) - Koalisi Arab dan Kurdi Suriah dukungan Amerika Serikat tengah bersiap melancarkan operasi menyingkirkan ISIS dari Raqqa, ibu kota de facto ISIS di Suriah, setelah basis utamanya di Irak, Mosul, di ambang jatuh ke tangan pasukan Irak.
Juru bicara koalisi Arab-Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Cihan Sheikh Ehmed, mengatakan bahwa pertempuran sengit terjadi di gerbang masuk Bendungan Tishrin di Sungai Eufrat, yang berada di sebelah barat Raqqa.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan bahwa operasi merebut kembali Raqqa akan segera dilancarkan dalam beberapa hari mendatang.
"Saat ini kami bisa katakan Raqqa telah dikepung dan pertempuran akan segera terjadi tidak lama lagi. Ini akan menjadi pertempuran yang sangat keras tetapi penting sekali," kata Le Drian seperti dikutip The Independent.
Sementara itu, Suriah merasa diinvasi oleh AS yang berusaha mengeliminasi ISIS di Raqqa. Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari menyatakan tentara AS tengah menginvasi negaranya.
Dia menegaskan setiap upaya membebaskan Raqqa dari ISIS harus berkoordinasi dengan pemerintahan sah Suriah di Damaskus.
AS sendiri telah menggelarkan sekitar 700 penasihat militer, Marinir dan Ranger (pasukan khusus angkatan darat AS) di Suriah untuk membantu para pejuang Kurdi dan Arab dalam memerangi ISIS.
Giliran basis ISIS di Raqqa yang segera digempur Kurdi-Arab
25 Maret 2017 16:56 WIB
Tentara dari Resimen Ranger Ke-75, pasukan elite angkatan darat AS, turut dikerahkan AS untuk merebut basis utama ISIS di Suriah di Raqqa. (Reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: