Pemkab Banyumas harapkan Sungai Serayu jadi destinasi wisata
25 Maret 2017 14:47 WIB
Ilustrasi - Beberapa perahu berada di kawasan wisata Perkampungan Arab Melayu di tepi Sungai Batanghari, Jambi, Minggu (1/1/2017). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Banyumas (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengharapkan Sungai Serayu bisa menjadi destinasi wisata, kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas Didi Rudwiyanto.
"Untuk mengelola dengan benar dan baik, salah satunya harus ada alih fungsi. Kalau sumber daya air ini bisa untuk pariwisata, yang dikhawatirkan kita semua tidak akan terjadi," katanya saat peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2017 di Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Sabtu.
Menurut dia, kekhawatiran itu berupa kerusakan Sungai Serayu akibat aktivitas penambangan ilegal.
Lebih lanjut, dia mengatakan Pemkab Banyumas memiliki gagasan pengembangan destinasi wisata di Sungai Serayu dengan konsep Serayu River Voyage.
Akan tetapi sampai sekarang, kata dia, izin pengembangan destinasi wisata di Sungai Serayu belum keluar terutama terhadap tanah-tanah milik Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) yang akan dipakai untuk dermaga.
"Kami punya konsep, di Somagede ada satu dermaga, kemudian di Banyumas, Patikraja, dan sebagainya. Jika untuk pariwisata, sungai tidak sekadar memberikan kontribusi dari sektor perikanan, pengairan, atau penambangan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, penambang liar yang biasa beroperasi di Sungai Serayu diharapkan beralih profesi menekuni industri pariwisata di tempat itu.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBWSSO Tri Bayu Aji mengatakan pihaknya masih mengkaji izin pembuatan dermaga di Sungai Serayu yang diajukan Pemkab Banyumas.
"Sedang kami kaji. Jangan sampai dermaga itu mengganggu aliran sungainya," katanya.
Ia mengakui rencana Pemkab Banyumas menjadikan Sungai Serayu sebagai destinasi wisata merupakan ide menarik.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mendukung rencana tersebut sepanjang tidak mengganggu aliran sungai yang ada.
"Untuk mengelola dengan benar dan baik, salah satunya harus ada alih fungsi. Kalau sumber daya air ini bisa untuk pariwisata, yang dikhawatirkan kita semua tidak akan terjadi," katanya saat peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2017 di Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Sabtu.
Menurut dia, kekhawatiran itu berupa kerusakan Sungai Serayu akibat aktivitas penambangan ilegal.
Lebih lanjut, dia mengatakan Pemkab Banyumas memiliki gagasan pengembangan destinasi wisata di Sungai Serayu dengan konsep Serayu River Voyage.
Akan tetapi sampai sekarang, kata dia, izin pengembangan destinasi wisata di Sungai Serayu belum keluar terutama terhadap tanah-tanah milik Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) yang akan dipakai untuk dermaga.
"Kami punya konsep, di Somagede ada satu dermaga, kemudian di Banyumas, Patikraja, dan sebagainya. Jika untuk pariwisata, sungai tidak sekadar memberikan kontribusi dari sektor perikanan, pengairan, atau penambangan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, penambang liar yang biasa beroperasi di Sungai Serayu diharapkan beralih profesi menekuni industri pariwisata di tempat itu.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBWSSO Tri Bayu Aji mengatakan pihaknya masih mengkaji izin pembuatan dermaga di Sungai Serayu yang diajukan Pemkab Banyumas.
"Sedang kami kaji. Jangan sampai dermaga itu mengganggu aliran sungainya," katanya.
Ia mengakui rencana Pemkab Banyumas menjadikan Sungai Serayu sebagai destinasi wisata merupakan ide menarik.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mendukung rencana tersebut sepanjang tidak mengganggu aliran sungai yang ada.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: