Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Keuangan telah memberikan penjelasan terkait kebijakan fiskal dan kondisi perekonomian Indonesia kepada perwakilan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poors (S&P).

"Kami jelaskan manage utang dengan prudent (hati-hati) dan rasio utang kita 28 persen. Kalau dibandingkan dengan negara lain yang juga investment grade, kita jauh lebih baik," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara di Jakarta, Jumat.

Suahasil menyatakan hal tersebut seusai mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menerima kedatangan perwakilan S&P ke Kantor Kementerian Keuangan Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Suahasil menjelaskan S&P telah mendapatkan penjelasan mengenai kinerja penerimaan maupun belanja dalam APBN 2016, termasuk pengelolaan utang pemerintah.

Penjelasan itu, kata Suahasil, terkait dengan pengurangan target pajak dan memotong belanja nonprioritas agar defisit anggaran tidak melebihi angka 2,46 persen terhadap PDB pada 2016.

"Itu sangat diapresasi para investor karena bisa pastikan arah kebijakan fiskal Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, Suahasil mengharapkan S&P bisa menerima penjelasan pemerintah, sehingga menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) seperti yang sudah dilakukan Moodys maupun Fitch.

Menurut Suahasil, dengan adanya kenaikan peringkat utang tersebut maka penilaian investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia akan makin positif, meski saat ini ketidakpastian global masih melanda.

"Kalau peringkat kita membaik maka makin banyak investor yang makin nyaman dengan credit story Indonesia," katanya.

Dari tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni S&P, Fitch dan Moodys, hanya S&P yang belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia.

S&P hanya memberikan peringkat BB+ untuk peringkat surat utang jangka panjang dan B untuk surat utang jangka pendek. Prospek untuk peringkat jangka panjang bagi Indonesia adalah positif.

S&P menekankan jika kerangka fiskal yang disusun pemerintah mampu diiringi dengan perbaikan performa melalui penurunan defisit anggaran dan jumlah pinjaman, tidak menutup kemungkinan peringkat Indonesia akan naik.