Empat A-29 Super Tucano tiba di Kabul Afghanistan
24 Maret 2017 03:49 WIB
Ilustrasi A-29/EMB-314 Super Tucano buatan Embraer, Brazil. Pesawat tempur bermesin turboprop propelet tunggal serupa inilah yang juga dimiliki Angkatan Udara Afghanistan. Foto menunjukkan EMB-314 TNI AU yang tergabung dalm Skuadron Udara 21 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Ari Sucipto)
Kabul, Afghanistan (ANTARA News) - Empat pesawat tempur ringan multi misi, A-29 Super Tucano, buatan Embraer SA, Brazil, tiba di Kabul, Afghanistan, pada 20 Maret lalu. Mereka tergabung dalam Wing Udara Kabul Angkatan Udara Afghanistan, dengan misi utama serangan udara ke darat, penyekatan dari udara, pengawalan, dan pengamatan bersenjata dari udara.
Keempat A-29 (beberapa juga menyatakan EMB-314) ini merupakan pengiriman terkini yang diterbangkan dari Moody AFB, di Georgia, Amerika Serikat, sehingga Angkatan Udara Afghanistan memiliki 12 unit A-29 Super Tucano dari semula delapan unit saja.
Masih ada tujuh unit A-29 di Moody AFB, yang dipergunakan untuk pelatihan pilot sebagaimana dinyatakan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Kamis malam.
“Tambahan empat pesawat terbang ini akan meningkatkan jumlah misi yang kami jalankan sehingga kami lebih mampu lagi melindungi negara kami. Lebih banyak lagi target di darat yang bisa disasar,” kata seorang pilot yang namanya tidak bisa diungkap.
Dia katakan, suatu negara terkadang memerlukan militer untuk menekan musuh dalam upaya mereka menciptakan perdamaian dan stabilitas.
“Angkatan Udara Afghanistan memainkan peran ini. Kami mendukung proses perdamaian. Jika A-29 mengudara, dia meningkatkan moril pasukan di darat. Musuh juga sadar dia terdesak di semua lini sehingga kami dapat memaksa mereka ke meja perdamaian. Ini membawa perdamaian dan stabilitas di Afghanistan,” kata dia.
Komandan Wing Udara ke-438 Jarak Jauh dan Asisten Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara Amerika Serikat, Brigadir Jenderal David Hicks, menyatakan, A-29 merupakan “pengubah permainan” pada seri pertempuran selama 2016 dan dia menaruh harapan besar pada jajaran A-29 dan pengawaknya.
“Pilot-pilot Angkatan Udara Afghanistan semakin mahir dengan A-29. Mereka mampu menggelar serangan udara di manapun di negara mereka. Pada masa lalu, Angkatan Darat Afghanistan bergantung pada dukungan udara Pasukan Gabungan. Kini mereka memiliki sendiri SDM untuk itu,” kata dia.
Sementara Komandan Skuadron ke-438 Pendidikan Udara Jarak Jauh, Letnan Kolonel Johnnie Green, menyatakan, ada ikatan unik antara pilot A-29 Angkatan Udara Afghanistan dengan koleganya dari Angkatan Udara Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui Angkatan Udara Amerika Serikat juga memiliki jajaran A-29 Super Tucano yang didedikasikan untuk tugas-tugas dukungan udara-ke-darat, intai taktis, pemboman ringan, dan misi-misi lain, di antaranya patroli di garis perbatasan negara.
Amerika Serikat pernah memproduksi pesawat tempur serupa yang sukses, yaitu OV-10 E/F Bronco/Bronco II buatan Rockwell.
Keempat A-29 (beberapa juga menyatakan EMB-314) ini merupakan pengiriman terkini yang diterbangkan dari Moody AFB, di Georgia, Amerika Serikat, sehingga Angkatan Udara Afghanistan memiliki 12 unit A-29 Super Tucano dari semula delapan unit saja.
Masih ada tujuh unit A-29 di Moody AFB, yang dipergunakan untuk pelatihan pilot sebagaimana dinyatakan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Kamis malam.
“Tambahan empat pesawat terbang ini akan meningkatkan jumlah misi yang kami jalankan sehingga kami lebih mampu lagi melindungi negara kami. Lebih banyak lagi target di darat yang bisa disasar,” kata seorang pilot yang namanya tidak bisa diungkap.
Dia katakan, suatu negara terkadang memerlukan militer untuk menekan musuh dalam upaya mereka menciptakan perdamaian dan stabilitas.
“Angkatan Udara Afghanistan memainkan peran ini. Kami mendukung proses perdamaian. Jika A-29 mengudara, dia meningkatkan moril pasukan di darat. Musuh juga sadar dia terdesak di semua lini sehingga kami dapat memaksa mereka ke meja perdamaian. Ini membawa perdamaian dan stabilitas di Afghanistan,” kata dia.
Komandan Wing Udara ke-438 Jarak Jauh dan Asisten Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara Amerika Serikat, Brigadir Jenderal David Hicks, menyatakan, A-29 merupakan “pengubah permainan” pada seri pertempuran selama 2016 dan dia menaruh harapan besar pada jajaran A-29 dan pengawaknya.
“Pilot-pilot Angkatan Udara Afghanistan semakin mahir dengan A-29. Mereka mampu menggelar serangan udara di manapun di negara mereka. Pada masa lalu, Angkatan Darat Afghanistan bergantung pada dukungan udara Pasukan Gabungan. Kini mereka memiliki sendiri SDM untuk itu,” kata dia.
Sementara Komandan Skuadron ke-438 Pendidikan Udara Jarak Jauh, Letnan Kolonel Johnnie Green, menyatakan, ada ikatan unik antara pilot A-29 Angkatan Udara Afghanistan dengan koleganya dari Angkatan Udara Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui Angkatan Udara Amerika Serikat juga memiliki jajaran A-29 Super Tucano yang didedikasikan untuk tugas-tugas dukungan udara-ke-darat, intai taktis, pemboman ringan, dan misi-misi lain, di antaranya patroli di garis perbatasan negara.
Amerika Serikat pernah memproduksi pesawat tempur serupa yang sukses, yaitu OV-10 E/F Bronco/Bronco II buatan Rockwell.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: