Teheran (ANTARA News) - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menguraikan visi ekonomi "Made in Iran" pada Selasa (21/3), menyerukan larangan impor produk tertentu dan penghentian penyelundupan.

Dalam pidato tahunan pada hari pertama tahun Persia di Iran, Khamenei memberikan penjelasan lebih rinci mengenai seruannya untuk mewujudkan "ketahanan ekonomi" dengan mencukupi kebutuhan sendiri, yang menjadi tema utamanya dalam beberapa bulan terakhir.

"Mengimpor produk yang sudah ada di Iran harus dianggap haram secara agama dan hukum," katanya kepada kerumunan massa besar di kota suci Mashhad.

Dia menyinggung merajalelanya pasar barang selundupan di Iran, yang menurut dia bernilai sedikitnya 15 miliar dolar AS per tahun.

"Beberapa mengatakan 20-25 miliar dolar AS," katanya.

"Kita menginginkan kejayaan bagi negara kita, kesejahteraan dan keamanan di tingkat nasional. Tanpa ekonomi yang kuat, kita tidak dapat mencapai semua itu."

Khamenei mengatakan pemerintahan Presiden Hassan Rouhani layak mendapatkan pujian atas prestasi ekonominya selama tahun lalu, tapi pujiannya disampaikan dengan hati-hati.

"Data resmi tertentu tidak meyakinkan masyarakat. Kita harus melipatgandakan usaha kita. Statistik menunjukkan bahwa inflasi turun, tapi pada saat yang sama pengangguran meningkat," katanya.

Rouhani dipuji karena berhasil mengurangi inflasi dari 40 persen menjadi kurang dari 10 persen dan mengakhiri sanksi global melalui kesepakatan nuklir dengan negara-negara adidaya.(mr)