Dubes AS ingin tingkatkan kerja sama industri
21 Maret 2017 19:17 WIB
ilustrasi: Dubes AS Duta Besar Amerika Serikat, Joseph Donovan Jr (kedua kanan) saat berkunjung ke Vihara Buddha Jayanti di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (9/3/2017). (ANTARA /Olha Mulalinda)
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama industri AS dan Indonesia, terutama industri tekstil, karena negara tersebut merupakan pemasok utama kapas.
Hal ini diutarakan Joseph dalam temu bisnis dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Jakarta, Selasa.
Ia berharap pertemuan kali ini akan ada masukan-masukan dari kalangan pengusaha tekstil di Indonesia, kemudian dituangkan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah kedua negara.
Nilai ekspor kapas AS ke Indonesia sebesar 350 juta dolar AS atau terbesar dibanding negara lain. Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja lebih luas, katanya lagi.
Joseph juga mengemukakan bahwa kerja sama perdagangan di bidang agrikultur nilainya juga sangat signifikan mencapai 7,6 miliar dolar AS.
Ia berharap ke depannya dapat terus didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran kedua negara.
"Saya percaya kerja sama dapat ditingkatkan, ada peluang untuk sektor agrikultur senilai 7,6 miliar dolar AS. Indonesia ke AS senilai 4,8 miliar dolar AS dalam bentuk seafood, kopi, rempah, karet, serta buah-buahan tropis lainnya, sedangkan AS ke Indonesia 2,8 miliar dolar AS dalam bentuk kedelai, kapas, dan produk berbasis susu (dairy product)," ujar dia.
Sementara itu, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan yang pertama kalinya dengan dubes baru AS untuk Indonesia. Pemerintah berencana mempercepat adanya kesepakatan kedua negara yang lebih konkret dibidang pertekstilan.
"Kami punya material center atau pusat penyedia bahan baku produk industri, tujuannya mempermudah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau," kata Sigit.
Sigit juga menjelaskan bahwa impor kapas untuk kebutuhan industri tekstil di Indonesia mencapai 70 persen. Pemerintah berencana memperkuat "material center" industri tekstil, salah satunya di Jawa Barat dengan mendirikan sekolah khusus kapas untuk mengembangkan jenis lain dengan kualitas yang berbeda.
Selama ini, Indonesia sudah memiliki forum bisnis bilateral dengan pemerintah Jepang. Dia berharap forum semacam ini juga dapat dikembangkan dengan AS, terutama pengembangan industri pertekstilan dari hulu sampai hilir.
(G001/D007)
Hal ini diutarakan Joseph dalam temu bisnis dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Jakarta, Selasa.
Ia berharap pertemuan kali ini akan ada masukan-masukan dari kalangan pengusaha tekstil di Indonesia, kemudian dituangkan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah kedua negara.
Nilai ekspor kapas AS ke Indonesia sebesar 350 juta dolar AS atau terbesar dibanding negara lain. Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja lebih luas, katanya lagi.
Joseph juga mengemukakan bahwa kerja sama perdagangan di bidang agrikultur nilainya juga sangat signifikan mencapai 7,6 miliar dolar AS.
Ia berharap ke depannya dapat terus didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran kedua negara.
"Saya percaya kerja sama dapat ditingkatkan, ada peluang untuk sektor agrikultur senilai 7,6 miliar dolar AS. Indonesia ke AS senilai 4,8 miliar dolar AS dalam bentuk seafood, kopi, rempah, karet, serta buah-buahan tropis lainnya, sedangkan AS ke Indonesia 2,8 miliar dolar AS dalam bentuk kedelai, kapas, dan produk berbasis susu (dairy product)," ujar dia.
Sementara itu, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan yang pertama kalinya dengan dubes baru AS untuk Indonesia. Pemerintah berencana mempercepat adanya kesepakatan kedua negara yang lebih konkret dibidang pertekstilan.
"Kami punya material center atau pusat penyedia bahan baku produk industri, tujuannya mempermudah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau," kata Sigit.
Sigit juga menjelaskan bahwa impor kapas untuk kebutuhan industri tekstil di Indonesia mencapai 70 persen. Pemerintah berencana memperkuat "material center" industri tekstil, salah satunya di Jawa Barat dengan mendirikan sekolah khusus kapas untuk mengembangkan jenis lain dengan kualitas yang berbeda.
Selama ini, Indonesia sudah memiliki forum bisnis bilateral dengan pemerintah Jepang. Dia berharap forum semacam ini juga dapat dikembangkan dengan AS, terutama pengembangan industri pertekstilan dari hulu sampai hilir.
(G001/D007)
Pewarta: Ganet Dirgantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: