Empat petani Kendeng dengan kaki disemen diterima Istana
20 Maret 2017 18:31 WIB
Perwakilan petani Kendeng yang disemen kakinya memasuki Istana untuk diterima Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (20/3/2017). Dalam pertemuan itu disepakati bahwa Semen Indonesia akan berhenti melakukan aktivitas penambangan serta menunda peresmian pabrik yang semula direncanakan April 2017. (ANTARA FOTO/Hanni Sofia)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak empat petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah yang kakinya disemen sebagai bentuk penolakan terhadap keberadaan pabrik Semen Indonesia pada akhirnya diterima masuk ke Istana.
Empat petani tersebut diterima oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore.
Keempat petani yang memasung kakinya--disemen dan dilapisi kayu--tersebut diangkut dengan menggunakan mobil Toyota Innova lalu diturunkan dan didorong menggunakan troli barang menuju ruangan untuk diterima Teten Masduki.
Pada kesempatan itu empat petani tersebut didampingi oleh Tim Advokasi dan Kuasa Hukum mereka yakni Koordinator KontraS Haris Azhar.
Sementara Teten Masduki didampingi oleh Deputi Kementerian LHK dan Deputi Menteri BUMN.
Mereka tiba di Bina Graha sekitar pukul 16.40 WIB dan hingga saat ini pertemuan masih berlangsung.
Sebelumnya, masyarakat Rembang yang terdiri dari para petani menggelar aksi menyemen kaki mereka di depan Kompleks Istana Kepresidenan.
Para petani itu bersikeras menolak keberadaan pabrik semen di lingkungan mereka.
Menanggapi hal itu Teten Masduki sebelumnya juga sudah meminta semua pihak untuk menunggu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terkait keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Teten menyadari memang harus ada solusi terkait permasalahan tersebut ketika ada sebagian masyarakat yang menolak keberadaannya atas alasan kerusakan lingkungan di sisi lain keberadaan pabrik semen diniliainya bisa membawa kesejahteraan warga sekitar.
"Jadi memang aspek ekonomi dan sosial harus ada titik temunya," kata Teten pekan lalu.
(Baca: Aksi protes semen kaki petani Kendeng (video))
Empat petani tersebut diterima oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore.
Keempat petani yang memasung kakinya--disemen dan dilapisi kayu--tersebut diangkut dengan menggunakan mobil Toyota Innova lalu diturunkan dan didorong menggunakan troli barang menuju ruangan untuk diterima Teten Masduki.
Pada kesempatan itu empat petani tersebut didampingi oleh Tim Advokasi dan Kuasa Hukum mereka yakni Koordinator KontraS Haris Azhar.
Sementara Teten Masduki didampingi oleh Deputi Kementerian LHK dan Deputi Menteri BUMN.
Mereka tiba di Bina Graha sekitar pukul 16.40 WIB dan hingga saat ini pertemuan masih berlangsung.
Sebelumnya, masyarakat Rembang yang terdiri dari para petani menggelar aksi menyemen kaki mereka di depan Kompleks Istana Kepresidenan.
Para petani itu bersikeras menolak keberadaan pabrik semen di lingkungan mereka.
Menanggapi hal itu Teten Masduki sebelumnya juga sudah meminta semua pihak untuk menunggu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terkait keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Teten menyadari memang harus ada solusi terkait permasalahan tersebut ketika ada sebagian masyarakat yang menolak keberadaannya atas alasan kerusakan lingkungan di sisi lain keberadaan pabrik semen diniliainya bisa membawa kesejahteraan warga sekitar.
"Jadi memang aspek ekonomi dan sosial harus ada titik temunya," kata Teten pekan lalu.
(Baca: Aksi protes semen kaki petani Kendeng (video))
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: