Jalur Bandung-Garut banjir, lalu lintas dialihkan hindari macet panjang
20 Maret 2017 14:05 WIB
Seorang warga menaiki perahu untuk melintasi genangan banjir di bantaran Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/3). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Bandung, Bandung (ANTARA News) - Polisi mengalihkan jalur berkendara ke jalan alternatif untuk menghindari kamacetan panjang akibat banjir yang menggenangi badan Jalan Bandung-Garut di kawasan industri Kahatex, Cimanggung, Kabupaten Sumedang dan Vonex, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin.
Kepala Polisi Sektor Cimanggung Kompol Amin Taufan mengatakan sejumlah kendaraan dialihkan untuk mengurai kepadatan arus kendaraan dari arah Bandung menuju Garut.
"Pengaturan masih terus dilaksanakan secara bergantian," kata Amin.
Banjir di kawasan industri itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah itu Minggu malam kemarin sehingga membuat air sungai dan selokan meluap untuk menggenangi badan Jalan Raya Bandung-Garut setinggi kurang lebih 40-50 cm.
Baca juga: (Banjir jalur Bandung-Garut, ini perkembangannya)
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet akibat banjir)
"Banjir mengakibatkan arus lalu lintas Bandung-Garut terganggu hanya kendaraan besar saja yang dapat melintas satu jalur dekat median jalan," kata Amin.
Akibatnya, lalu lintas dari arah Cileunyi ke Garut dialihkan ke Jatinangor-Tanjungsari untuk keluar di Parakamuncang. Arus kendaraan juga dialihkan ke Rancaekek-Majalaya hingga keluar dari Cicalengka, kemudian arah sebaliknya dari Garut menuju Bandung dialihkan ke Majalaya-Rancaekek.
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet akibat banjir Kahatex)
Baca juga: (Jalur nasional kawasan Kahatex Sumedang kembali dilanda banjir)
Akibat pengalihan jalur itu jalur alternatif Parakanmuncang dan Rancaekek macet akibat padatnya arus lalu lintas kendaraan dari dua arah.
Para pengguna jalan, di antaranya Erni, terpaksa menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di kawasan industri Vonex dan Kahatex, tetapi ternyata kemacetan juga terjadi di jalan alternatif.
Baca juga: (Banjir hambat jalan nasional Bandung-Garut)
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet)
"Tadinya mau menghindari macet, ternyata di Rancaekeknya macet juga, dari Cialengka ke Rancaekek dua setengah jam, padahal biasanya paling 30 menitan," kata Erni, warga Cicalengka, Bandung.
Kepala Polisi Sektor Cimanggung Kompol Amin Taufan mengatakan sejumlah kendaraan dialihkan untuk mengurai kepadatan arus kendaraan dari arah Bandung menuju Garut.
"Pengaturan masih terus dilaksanakan secara bergantian," kata Amin.
Banjir di kawasan industri itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah itu Minggu malam kemarin sehingga membuat air sungai dan selokan meluap untuk menggenangi badan Jalan Raya Bandung-Garut setinggi kurang lebih 40-50 cm.
Baca juga: (Banjir jalur Bandung-Garut, ini perkembangannya)
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet akibat banjir)
"Banjir mengakibatkan arus lalu lintas Bandung-Garut terganggu hanya kendaraan besar saja yang dapat melintas satu jalur dekat median jalan," kata Amin.
Akibatnya, lalu lintas dari arah Cileunyi ke Garut dialihkan ke Jatinangor-Tanjungsari untuk keluar di Parakamuncang. Arus kendaraan juga dialihkan ke Rancaekek-Majalaya hingga keluar dari Cicalengka, kemudian arah sebaliknya dari Garut menuju Bandung dialihkan ke Majalaya-Rancaekek.
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet akibat banjir Kahatex)
Baca juga: (Jalur nasional kawasan Kahatex Sumedang kembali dilanda banjir)
Akibat pengalihan jalur itu jalur alternatif Parakanmuncang dan Rancaekek macet akibat padatnya arus lalu lintas kendaraan dari dua arah.
Para pengguna jalan, di antaranya Erni, terpaksa menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di kawasan industri Vonex dan Kahatex, tetapi ternyata kemacetan juga terjadi di jalan alternatif.
Baca juga: (Banjir hambat jalan nasional Bandung-Garut)
Baca juga: (Jalan Bandung-Garut macet)
"Tadinya mau menghindari macet, ternyata di Rancaekeknya macet juga, dari Cialengka ke Rancaekek dua setengah jam, padahal biasanya paling 30 menitan," kata Erni, warga Cicalengka, Bandung.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: