PPNI harapkan gerakan cuci tangan jadi prioritas
19 Maret 2017 21:22 WIB
ilustrasi: Aksi Perawat Indonesia Sejumlah perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (16/3/2017). PPNI meminta DPR memperhatikan nasib honorer perawat dan tenaga kerja sukarela agar diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai UU Aparatur Sipil Negara. (ANTARA/Atika Fauziyyah) ()
Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengharapkan gerakan mencuci tangan dapat menjadi prioritas kerja dalam memberikan pendidikan terhadap masyarakat.
"Kami menginginkan agar gerakan cuci tangan bisa menjadi prioritas program PPNI Setiap tahun, apalagi penghargaan pada tahun ini, PPNI meraih rekor MURI atas prakarsa gerakan cuci tangan nasional," ujar Ketua Umum PPNI, Harif Fadhillah, di Jakarta, Minggu.
PPNI akan terus memberikan pendidikan kepada masyarakat agar melakukan cuci tangan yang bersih agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Dengan cuci tangan yang benar maka masyarakat akan terhindar dari berbagai macam penyakit seperti diare, infeksi, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
"Masyarakat akan hidup sehat. Gerakan cuci tangan nasional itu akan menghindari masyarakat dari penyakit seperti diare, infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri," kata Harif.
Gerakan Cuci Tangan Nasional, jelasnya, dilaksanakan secara serentak dari sejumlah pengurus PPNI di Indonesia mulai dari Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Maluku.
PPNI, tuturnya, akan terus mendukung Gerakan Masyarakat Sehat Kementerian Kesehatan dan akan memberikan penyuluhan dan edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke agar menerapkan budaya sehat.
Dia mengatakan PPNI akan selalu berkiprah untuk kepentingan kesehatan Indonesia. Dalam memperingati HUT PPNI yang ke-43, serangkaian kegiatan dilakukan diantaranya seperti seminar, perumusan pedoman praktik mandiri, edukasi kesehatan, seminar jasa perawat, dan lainnya.
Dalam momentum ulang tahun ini, Harif mengajak semua elemen PPNI untuk satukan langkah, bersama-sama membangun organisasi PPNI disemua level, dan bergerak sejalan dalam mempengaruhi kebijakan agar berpihak pada kemaslahatan anggota profesi dan masyarakat penerima layanan keperawatan.
(I025/A011)
"Kami menginginkan agar gerakan cuci tangan bisa menjadi prioritas program PPNI Setiap tahun, apalagi penghargaan pada tahun ini, PPNI meraih rekor MURI atas prakarsa gerakan cuci tangan nasional," ujar Ketua Umum PPNI, Harif Fadhillah, di Jakarta, Minggu.
PPNI akan terus memberikan pendidikan kepada masyarakat agar melakukan cuci tangan yang bersih agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Dengan cuci tangan yang benar maka masyarakat akan terhindar dari berbagai macam penyakit seperti diare, infeksi, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
"Masyarakat akan hidup sehat. Gerakan cuci tangan nasional itu akan menghindari masyarakat dari penyakit seperti diare, infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri," kata Harif.
Gerakan Cuci Tangan Nasional, jelasnya, dilaksanakan secara serentak dari sejumlah pengurus PPNI di Indonesia mulai dari Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Maluku.
PPNI, tuturnya, akan terus mendukung Gerakan Masyarakat Sehat Kementerian Kesehatan dan akan memberikan penyuluhan dan edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke agar menerapkan budaya sehat.
Dia mengatakan PPNI akan selalu berkiprah untuk kepentingan kesehatan Indonesia. Dalam memperingati HUT PPNI yang ke-43, serangkaian kegiatan dilakukan diantaranya seperti seminar, perumusan pedoman praktik mandiri, edukasi kesehatan, seminar jasa perawat, dan lainnya.
Dalam momentum ulang tahun ini, Harif mengajak semua elemen PPNI untuk satukan langkah, bersama-sama membangun organisasi PPNI disemua level, dan bergerak sejalan dalam mempengaruhi kebijakan agar berpihak pada kemaslahatan anggota profesi dan masyarakat penerima layanan keperawatan.
(I025/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: