Jakarta (ANTARA News) - PT Rekayasa Industri sebagai perusahaan EPC (engineering, procurement, construction) nasional yang berkecimpung di bidang pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi sejak 1993, mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan yang saat ini didorong oleh pemerintah.

"Dengan potensi panas bumi yang sangat besar di Indonesia yang mencapai 40 persen potensi panas bumi dunia, pemerintah mengharapkan panas bumi menjadi salah satu energi baru terbarukan yang dapat menjadi penopang utama penyediaan energi nasional di masa depan," kata Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) Jobi Triananda Hasjim dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dengan melihat adanya potensi pengembangan yang besar tersebut, perusahaan berkomitmen untuk turut mengembangkan kemampuannya, baik dari segi sumber daya manusia, teknologi maupun sistem di bidang panas bumi. Saat ini perusahaan menjadikan panas bumi sebagai salah satu bisnis utama perusahaan.

Dalam kiprahnya di bidang panas bumi, perusahaan telah menunjukkan eksistensinya dengan telah membangun 14 Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) dari total 17 pembangkit yang dibangun dan beroperasi dalam 20 tahun terakhir.

Beberapa PLTP yang dibangun oleh Rekind di antaranya adalah PLTP Wayang Windu unit 1 dan 2, PLTP Dieng, PLTP Gunung Salak, PLTP Lahendong unit 2,3,4,5 dan 6, PLTP Kamojang 4 dan 5, dan PLTP Ulubelu 1,2,3 dan 4.

Melalui seluruh PLTP yang telah berhasil dibangun tersebut perusahaan berkonstribusi lebih dari 50 persen dari total kapasitas terpasang PLTP di Indonesia, yang saat ini mencapai sebesar 1.644 MW.

Kontribusi terkini yang dicapai Rekind adalah telah beroperasinya PLTP Ulubelu Unit 4 yang ditandai dengan telah diterima Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Dirjen Kelistrikan (DJK) di bulan Maret 2017. Pencapaian ini jauh lebih cepat dari target yang telah ditentukan.

"Kami bersyukur pembangunan dua proyek PLTP terkini yang dibangun Rekind yaitu PLTP Lahendong unit 5 dan 6 dan PLTP Ulubelu unit 3 dan 4, berhasil dicapai maju dari jadwal, sesuai anggaran, sesuai kualitas, dan tak ada kecelakaan. Kami menekankan strategi penggunaan sumber daya dengan efektif, inovasi, koordinasi dan pengendalian proyek, manajemen risiko selama pelaksanaan proyek," katanya.

Selain keberhasilan pembangunan PLTP yang telah dicapai tersebut, perusahaan di tahun ini juga sudah menandatangani kontrak pengerjaan proyek PLTP Muara Laboh (1 x 80 MW) yang berlokasi di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dan pelaksanaan proyek tersebut akan mulai efektif di bulan Maret 2017.

Dikatakan Jobi, seiring dengan meningkatnya pangsa pembangkit berbahan bakar energi baru dan terbarukan panas bumi yang mencapai 8.750 MW dalam program ketenagalistrikan nasional 35.000 megawatt (MW), perusahaan akan turut andil memaksimalkan potensi tersebut melalui serangkaian pembangunan proyek PLTP di seluruh Indonesia.

"Perusahaan juga turut menjaga kelestarian lingkungan karena panas bumi merupakan sumber energi yang ramah lingkungan," katanya.

Pihaknya bertekad untuk terus mendukung peningkatan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) melalui kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam membangun infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) melalui penguasaan teknologi dan proses inovasi oleh putra-putri bangsa.

(A025/I007)