Padang (ANTARA News) - Sebanyak 250 pelajar perwakilan 30 SMP Kota Padang, Sumatera Barat, yang didampingi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Ruang Anak Dunia (Ruandu) Foundation menggelar aksi penolakan menjadi target industri rokok.

"Kegiatan ini merupakan aksi simpatik untuk memperlihatkan bahwa anak muda dan remaja di Padang sebenarnya menolak menjadi target industri rokok," kata Ketua Ruandu Foundation Muharman di Padang, Minggu. Aksi tersebut digelar di di GOR Agus Salim Padang.

Menurut hasil penelitian hampir 48 persen perokok muda terpengaruh oleh adanya iklan rokok di sekitar lingkungan sekolah.

Oleh karena itu salah satu tujuan aksi ini juga membuka pikiran anak-anak muda bahwa mereka ditargetkan oleh industri rokok sebagai perokok, ujarnya.

Padahal, ujarnya jika anak-anak muda sudah merokok maka bonus demografi bangsa Indonesia pada masa depan akan terancam karena calon-calon pemimpin bangsa tumbuh dengan tidak sehat karena rokok.

Ia menjelaskan Ruandu Foundation hanya mencetuskan ide untuk menolak target industri rokok tersebut dan pihak-pihak sekolah juga mendukungnya dengan melakukan aksi seperti sebelumnya beberapa sekolah menurunkan spanduk iklan rokok di sekitar sekolahnya.

"Kita berharap aksi-aksi seperti ini terus berkesinambungan sampai tidak ada lagi anak muda yang merokok," ujarnya.

Salah seorang pelajar peserta aksi, Icha mengajak seluruh siswa maupun orang dewasa untuk tidak terpengaruh oleh iklan industri rokok.

"Spanduk-spanduk iklan rokok di lingkungan sekolah memperlihatkan merokok itu membuat seseorang tampil keren, namun dibalik itu kesehatan anak-anak muda terancam," kata pelajar SMP 1 Padang itu.

Senada Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang, Melinda mengapresiasi kegiatan tersebut karena memang untuk antisipasi awal yang harus disadarkan adalah anak-anak muda yang akan terpengaruh oleh iklan rokok.

"Ini adalah salah satu upaya yang bagus untuk menyadarkan anak-anak muda bahwa mereka sebenarnya merupakan target industri rokok," katanya.

Kemudian ia mengimbau kepada seluruh pelajar Kota Padang agar tidak terpengaruh oleh iklan rokok karena hal itu hanya menguntungkan industri rokok saja, sedangkan untuk diri sendiri hanya mendapatkan kerugian.

"Banyak ruginya, uang habis untuk membeli rokok dan kesehatan juga terancam," tambahnya.

Sementara pemerintah Kota Padang sebelumnya akan menerapkan pelarangan iklan rokok pada 2018 terutama di ruang publik sebagai upaya menyelamatkan generasi muda dari bahaya rokok.

"Setelah dihitung pendapatan dari iklan rokok di Padang hanya sekitar Rp2 miliar per tahun, namun kerusakan yang ditimbulkan akibat rokok luar biasa. Kami rencanakan 2018 berlakukan pelarangan iklan rokok," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi.