Dedi Mulyadi belum putuskan siap maju di Pilgub Jabar 2018
17 Maret 2017 18:22 WIB
Musda Partai Golkar Kota Bogor. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kanan) berbincang dengan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (tengah) dan Walikota Bogor Bima Arya (kiri) saat pembukaan acara "Musyawarah Daerah IX Partai Golongan Karya 2016" di Hotel Salak Tower, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/8/2016). Acara Musyawarah Daerah Kota Bogor tersebut mengambil tema "Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, Berjaya di Kala Pemilu". (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Purwakarta( ANTARA News) - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi belum memutuskan kesiapan dirinya untuk maju pada Pemilihan Gubernur Jabar 2018.
"Kalau kata orang Sunda mah kudu ngukur awak sakujur (melihat keseluruhan dari diri sendiri)," katanya saat ditanya mengenai sikapnya pada Pilgub Jabar 2018, di Purwakarta, Jumat.
Dedi yang kini menjabat Bupati Purwakarta untuk periode yang kedua itu lebih memilih untuk "mengukur diri" terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan penting maju pada Pilgub Jabar.
Menurut dia, publik di Jawa Barat mesti dipahami terlebih dahulu aspek kulturnya. Sebab diakui atau tidak, kini Jawa Barat sudah menjadi provinsi yang penuh dengan keanekaragaman.
"Masyarakat Jawa Barat itu beranekaragam. Ada Sunda, ada Jawa. Nah, dari situ saya harus mengukur diri, mampu apa tidak," katanya.
Ia menyatakan, kemampuan personal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memimpin Jawa Barat. Kemampuan itu yang diharapkan melahirkan solusi bagi kompleksitas problematika ekonomi penduduk Jawa Barat.
"Bisa atau tidak, saya larut, saya manunggal dengan mereka itu," katanya.
Selain itu, pemahaman terhadap adat atau kebiasaan masyarakat Sunda pun dinilai harus menjadi perhatian siapapun yang ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat.
Pengetahuan terhadap aspek tersebut harus menjadi bekal dalam melakukan pergerakan politik.
"Kalau kata orang Sunda mah kudu ngukur awak sakujur (melihat keseluruhan dari diri sendiri)," katanya saat ditanya mengenai sikapnya pada Pilgub Jabar 2018, di Purwakarta, Jumat.
Dedi yang kini menjabat Bupati Purwakarta untuk periode yang kedua itu lebih memilih untuk "mengukur diri" terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan penting maju pada Pilgub Jabar.
Menurut dia, publik di Jawa Barat mesti dipahami terlebih dahulu aspek kulturnya. Sebab diakui atau tidak, kini Jawa Barat sudah menjadi provinsi yang penuh dengan keanekaragaman.
"Masyarakat Jawa Barat itu beranekaragam. Ada Sunda, ada Jawa. Nah, dari situ saya harus mengukur diri, mampu apa tidak," katanya.
Ia menyatakan, kemampuan personal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memimpin Jawa Barat. Kemampuan itu yang diharapkan melahirkan solusi bagi kompleksitas problematika ekonomi penduduk Jawa Barat.
"Bisa atau tidak, saya larut, saya manunggal dengan mereka itu," katanya.
Selain itu, pemahaman terhadap adat atau kebiasaan masyarakat Sunda pun dinilai harus menjadi perhatian siapapun yang ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat.
Pengetahuan terhadap aspek tersebut harus menjadi bekal dalam melakukan pergerakan politik.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: