Presiden resmikan Pos Lintas Batas Negara Aruk
17 Maret 2017 12:40 WIB
Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengenai operasional Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang baru diresmikan pada hari ini (17/3/2017). (ANTARA News/Desca Lidya Natalia)
Sambas (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
"Kemarin saya meresmikan Pos Lintas Batas di Badau, saya telah meresmikan 3 bulan yang lalu di Entikong. Pada hari ini kita resmikan lagi pos lintas batas di Aruk, Kabupaten Sambas," kata Presiden di PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, Jumat.
PLBN Aruk merupakan satu dari tiga titik PLBN Terpadu di Kalimantan Barat selain PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau dan PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu yang menjadi titik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
"Tiga PLBN ini kita bangun dengan desain yang megah, semuanya berada di Kalimantan Barat. Sampai hari ini saya sudah 7 kali ke Kalimantan Barat, yang lain kadang-kadang baru 1-2, ini sudah tujuh. Saya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru," kata Presiden.
Presiden juga meminta PLBN Aruk bukan hanya menjadi kantor instansi pemerintah tapi juga berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Jangan hanya sebatas ini digunakan kantor imigrasi, kantor karantina, kantor bea cukai, tidak seperti itu. Harusnya masyarakat bisa memanfaatkan pos lintas batas ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sambas," ungkap Presiden.
Luas total bangunan PLBN Aruk adalah 2,9 ribu meter persegi di lahan seluas 9,1 hektare yang terdiri atas bangunan utama, bangunan pemeriksaaan terpadu, rumah pompa dan genset, bangunan gudang sita, car wash, check point dan bangunan lain.
Masih ada rencana pembangunan tahap dua seluas 4,44 ribu meter persegi di lahan 17,99 hektare untuk mes pegawai, rest area, pasar perbatasan, serta gedung serbaguna.
Bentuk bangunan PLBN Aruk mengadaptasi arsitektur tradisional Suku Dayak Kalimantan yaitu Rumah Panjang. Ornamen bangunan utama PLBN mengadaptasi corak ukiran tradisional dayak
Bila pembangunan berjalan lancar, diproyeksikan jumlah pelintas PLBN Aruk per hari pada 2020 mencapai 240 orang dan 120 kendaraan.
"Kemarin saya meresmikan Pos Lintas Batas di Badau, saya telah meresmikan 3 bulan yang lalu di Entikong. Pada hari ini kita resmikan lagi pos lintas batas di Aruk, Kabupaten Sambas," kata Presiden di PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, Jumat.
PLBN Aruk merupakan satu dari tiga titik PLBN Terpadu di Kalimantan Barat selain PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau dan PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu yang menjadi titik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
"Tiga PLBN ini kita bangun dengan desain yang megah, semuanya berada di Kalimantan Barat. Sampai hari ini saya sudah 7 kali ke Kalimantan Barat, yang lain kadang-kadang baru 1-2, ini sudah tujuh. Saya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru," kata Presiden.
Presiden juga meminta PLBN Aruk bukan hanya menjadi kantor instansi pemerintah tapi juga berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Jangan hanya sebatas ini digunakan kantor imigrasi, kantor karantina, kantor bea cukai, tidak seperti itu. Harusnya masyarakat bisa memanfaatkan pos lintas batas ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sambas," ungkap Presiden.
Luas total bangunan PLBN Aruk adalah 2,9 ribu meter persegi di lahan seluas 9,1 hektare yang terdiri atas bangunan utama, bangunan pemeriksaaan terpadu, rumah pompa dan genset, bangunan gudang sita, car wash, check point dan bangunan lain.
Masih ada rencana pembangunan tahap dua seluas 4,44 ribu meter persegi di lahan 17,99 hektare untuk mes pegawai, rest area, pasar perbatasan, serta gedung serbaguna.
Bentuk bangunan PLBN Aruk mengadaptasi arsitektur tradisional Suku Dayak Kalimantan yaitu Rumah Panjang. Ornamen bangunan utama PLBN mengadaptasi corak ukiran tradisional dayak
Bila pembangunan berjalan lancar, diproyeksikan jumlah pelintas PLBN Aruk per hari pada 2020 mencapai 240 orang dan 120 kendaraan.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: