Transaksi Jiffina capai 78 juta dolar AS
17 Maret 2017 01:29 WIB
Peluncuran Jiffina 2017 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X memberikan sambutan pada pembukaan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2017 di Yogyakarta, Selasa (27/12/2016) malam. Perhelatan furnitur dan kerajinan tingkat internasional tersebut ditargetkan dikunjungi 4.000 pembeli dari berbagai belahan dunia guna mengenalkan produk lokal berkualitas internasional. (ANTARA /Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta (ANTARA News) - Nilai transaksi Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia yang digelar pada 13-16 Maret 2017 mencapai 78 juta dolar Amerika Serikat dari target yang ditentukan 90 juta dolar Amerika Serikat.
"Sampai hari penutupan nilai transaksi mencapai 78 juta dolar Amerika Serikat (AS)," kata Ketua Panitia Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2017 Endro Wardoyo di Yogyakarta, Kamis.
Meskipun nilai transaksi tidak mencapai target, menurut Endro, nilai transaksi pada Jiffina yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) itu justru menunjukkan peningkatan dibandingkan Jiffina 2016 yang mencapai 75 juta dolar AS.
"Target kami memang cukup ambisius di tengah situasi pasar yang masih kurang bagus. Namun, di sisi lain ada kecenderungan membaik dibandingkan tahun lalu," kata Endro.
Menurut Endro, ada sebanyak 778 pembeli dari 48 negara yang hadir dalam pameran yang berlangsung tiga hari itu, dengan jumlah terbesar dari Jerman, Inggris, Amarika Serikat, Italia, dan Belanda.
"Sekitar 60 persen di antaranya meminta langsung diantar untuk mengunjungi pabrik pembuatan mebel dan kerajinan dengan shuttle bus yang kami sediakan," kata dia.
Penyelenggaraan Jiffina 2017 diikuti260 peserta pengusaha mebel yang berasal dari Yogyakarta, Bali, Solo, dan Jepara yang memamerkan beragam mebel dengan model dan desain mulai minimalis, rustic hingga berbahan kayu daur ulang.
"Varian produk yang paling banyak diminati pembeli adalah mebel berbahan kayu jati, berbahan daur ulang, serta kerajinan terakota," kata dia.
Hampir 90 persen peserta pengusaha, menurut Endro, diperkirakan telah mendapatkan pesanan dari para pembeli baik saat pameran maupun usai pameran digelar.
"Memang ada yang melakukan pemesanan sekaligus pembayaran secara langsung, namun ada pula yang menjanjikan pemesanan setelah acara pameran selesai," kata dia.
Dalam pameran mebel berskala internasional yang mengusung tema "Indonesia Original Product & Craft Resources" itu, para pembeli mancanegara sangat diuntungkan sebab mereka dapat bertransaksi langsung dengan para pengusaha atau perajin dalam negeri, tanpa melalui perantara.
Sementara bagi pembeli dalam negeri bisa mendapatkan harga grosir yang relatif lebih murah dari harga di luar pameran. "Yang jelas untuk tampilan stan serta tema pameran yang kami angkat tahun ini mendapat apresiasi dari para buyer dan visitor," kata Endro.
(T.L007/B015)
"Sampai hari penutupan nilai transaksi mencapai 78 juta dolar Amerika Serikat (AS)," kata Ketua Panitia Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2017 Endro Wardoyo di Yogyakarta, Kamis.
Meskipun nilai transaksi tidak mencapai target, menurut Endro, nilai transaksi pada Jiffina yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) itu justru menunjukkan peningkatan dibandingkan Jiffina 2016 yang mencapai 75 juta dolar AS.
"Target kami memang cukup ambisius di tengah situasi pasar yang masih kurang bagus. Namun, di sisi lain ada kecenderungan membaik dibandingkan tahun lalu," kata Endro.
Menurut Endro, ada sebanyak 778 pembeli dari 48 negara yang hadir dalam pameran yang berlangsung tiga hari itu, dengan jumlah terbesar dari Jerman, Inggris, Amarika Serikat, Italia, dan Belanda.
"Sekitar 60 persen di antaranya meminta langsung diantar untuk mengunjungi pabrik pembuatan mebel dan kerajinan dengan shuttle bus yang kami sediakan," kata dia.
Penyelenggaraan Jiffina 2017 diikuti260 peserta pengusaha mebel yang berasal dari Yogyakarta, Bali, Solo, dan Jepara yang memamerkan beragam mebel dengan model dan desain mulai minimalis, rustic hingga berbahan kayu daur ulang.
"Varian produk yang paling banyak diminati pembeli adalah mebel berbahan kayu jati, berbahan daur ulang, serta kerajinan terakota," kata dia.
Hampir 90 persen peserta pengusaha, menurut Endro, diperkirakan telah mendapatkan pesanan dari para pembeli baik saat pameran maupun usai pameran digelar.
"Memang ada yang melakukan pemesanan sekaligus pembayaran secara langsung, namun ada pula yang menjanjikan pemesanan setelah acara pameran selesai," kata dia.
Dalam pameran mebel berskala internasional yang mengusung tema "Indonesia Original Product & Craft Resources" itu, para pembeli mancanegara sangat diuntungkan sebab mereka dapat bertransaksi langsung dengan para pengusaha atau perajin dalam negeri, tanpa melalui perantara.
Sementara bagi pembeli dalam negeri bisa mendapatkan harga grosir yang relatif lebih murah dari harga di luar pameran. "Yang jelas untuk tampilan stan serta tema pameran yang kami angkat tahun ini mendapat apresiasi dari para buyer dan visitor," kata Endro.
(T.L007/B015)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: