Ambon (ANTARA News) - Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Wilayah Maluku, Abidin Wakano mengatakan almarhum KH. Hasyim Muzadi pernah berpesan untuk mengawal Islam yang "rahmatan lil alamin" dalam konteks berbangsa dan bernegara di Maluku.

"Pesan itu disampaikan saat pertemuan ulama di Jakarta pada 2009. Saya dipanggil beliau, selanjutnya berpesan tolong kawal Islam yang rahmatan lil alamin dalam konteks kemalukuan. Saya ingat sekali apa yang beliau katakan saat itu," katanya, di Ambon, Kamis.

Mengenang sosok mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH. Hasyim Muzadi yang wafat di Malang, Jawa Timur, sekitar pukul 06.15 WIB, Abidin mengatakan warga NU di Maluku merasa sangat kehilangan tokoh Islam yang dikenal dengan sifat moderatnya.

Tokoh bangsa yang memahami progresifnya dinamika Islam dan menaruh perhatian besar terhadap keberagaman untuk kesatuan bangsa, tak terkecuali di Maluku.

Ia bahkan pernah memberikan pesan khusus, bahwa pasca konflik sosial pada 1999, tugas para ulama di Maluku menjadi sangat berat, tetapi tanggung jawab untuk selalu menjaga keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara harus dijalankan, dengan mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamin atau peduli dengan sesama.

"Sebagai warga NU, kami di Maluku merasa sangat kehilangan tokoh dan guru bangsa dengan pemikiran yang moderat, memahami dinamika keislaman dan mencoba menjembataninya. Dalam banyak perjumpaan, beliau selalu menegaskan untuk terus mengawal nilai-nilai moral berbangsa," tandasnya.

Menurut Abidin, di berbagai perjumpaan dengan ulama-ulama lainnya, KH. Hasyim Muzadi dengan pemikiran Islam "ahlus sunnah wal jamaah" selalu menegaskan penentangannya terhadap radikalisme mengatasnamakan agama.

Satu waktu dalam kunjungan ke Ambon untuk menghadiri zikir akbar, KH. Hasyim Muzadi berkali-kali mengingatkan pengurus NU Maluku agar terus menjaga keutuhan bangsa, memperhatikan kalangan masyarakat bawah, dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

Selain itu, ia juga perpesan agar pesantren-pesantren NU didirikan di wilayah provinsi seribu pulau tersebut.

"Beliau bilang pikiran kalian maju, tapi juga harus mampu memperhatikan lapisan bawah. Di sisi lain wahabisme juga adalah tantangan yang berat. Paling penting adalah umat Islam di Maluku harus mengembangkan SDM. Beliau juga mengingatkan untuk membangun pesantren NU di sini," tegas Abidin.

(KR-IVA/L005)