Puluhan rumah Tulungagung rusak diterjang puting beliung
15 Maret 2017 21:17 WIB
Rumah Terdampak Puting Beliung. Anggota TNI dan warga bergotong-royong membersihkan puing bangunan rumah warga yang ambruk terdampak angin puting beliung di Desa Serut, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (15/3/2017). Kendati tidak menyebabkan korban jiwa/luka, sedikitnya 30 rumah di tiga desa daerah itu rusak akibat terjangan angin puting beliung. (ANTARA /Destyan Sujarwoko) ()
Tulungagung (ANTARA News) - Sedikitnya 30 rumah di dua desa di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur rusak, dan sebagian di antaranya ambruk total, akibat terjangan angin puting beliung yang melanda kawasan terssebut, Rabu.
Tak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam peristiwa yang berlangsung kurang dari 10 menit pada sekitar pukul 15.30 WIB tersebut.
Namun dampak kerusakan membuat puluhan atap rumah warga porak-poranda, dan beberapa di antaranya ambruk total tertiup angin kencang yang bergerak memutar melewati sejumlah desa tersebut.
"Angin terlihat dari arah barat daya, berjalan pelan hingga membubung tinggi," tutur Urip Sumoharjo, warga Kampung Madura Desa Serut, Kecamatan Boyolangu.
Saat angin mulai berhembus kencang, Urip mengatakan warga segera berlindung ke tempat aman.
Menurut dia, hembusan angin semakin kencang dan terus berputar di sekitar perkampungan tempat tinggal mereka selama beberapa menit hingga aneka sampah, kayu, daun-daunan dan sebagian atap rumah warga terangkat lalu terlempar cukup jauh.
"Ada satu rumah yang roboh milik Haji Jono, namun rumah tersebut sudah lama kosong. Biasanya ada yang mengontrak," katanya.
Selain melanda Desa Serut, kerusakan dampak puting beliung juga terpantau di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu yang berjarak sekitar lima kilometer dari Desa Serut.
Di desa ini (Bono), petugas mendapati ada 12 rumah warga yang mengalami kerusakan ringan karena atap genting yang terbongkar dan berjatuhan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Nursono mengatakan masih melakukan "asesment" atau pendataan jumlah korban/kerusakan dari bencana tersebut.
"Kami belum mengetahui secara pasti berapa nominal kerugian dari bencana ini," katanya.
Nursono mengingatkan bahwa untuk saat ini cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus terjadi, terutama hujan yang disertai angin kencang maupun kilat.
"Oleh sebab itu, untuk sejumlah masyarakat agar lebih berhati-hati ketika berada di luar rumah pada saat hujan turun. Diperkirakan hujan lebat masih bisa terjadi di wilayah Tulungagung," katanya.
Tak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam peristiwa yang berlangsung kurang dari 10 menit pada sekitar pukul 15.30 WIB tersebut.
Namun dampak kerusakan membuat puluhan atap rumah warga porak-poranda, dan beberapa di antaranya ambruk total tertiup angin kencang yang bergerak memutar melewati sejumlah desa tersebut.
"Angin terlihat dari arah barat daya, berjalan pelan hingga membubung tinggi," tutur Urip Sumoharjo, warga Kampung Madura Desa Serut, Kecamatan Boyolangu.
Saat angin mulai berhembus kencang, Urip mengatakan warga segera berlindung ke tempat aman.
Menurut dia, hembusan angin semakin kencang dan terus berputar di sekitar perkampungan tempat tinggal mereka selama beberapa menit hingga aneka sampah, kayu, daun-daunan dan sebagian atap rumah warga terangkat lalu terlempar cukup jauh.
"Ada satu rumah yang roboh milik Haji Jono, namun rumah tersebut sudah lama kosong. Biasanya ada yang mengontrak," katanya.
Selain melanda Desa Serut, kerusakan dampak puting beliung juga terpantau di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu yang berjarak sekitar lima kilometer dari Desa Serut.
Di desa ini (Bono), petugas mendapati ada 12 rumah warga yang mengalami kerusakan ringan karena atap genting yang terbongkar dan berjatuhan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Nursono mengatakan masih melakukan "asesment" atau pendataan jumlah korban/kerusakan dari bencana tersebut.
"Kami belum mengetahui secara pasti berapa nominal kerugian dari bencana ini," katanya.
Nursono mengingatkan bahwa untuk saat ini cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus terjadi, terutama hujan yang disertai angin kencang maupun kilat.
"Oleh sebab itu, untuk sejumlah masyarakat agar lebih berhati-hati ketika berada di luar rumah pada saat hujan turun. Diperkirakan hujan lebat masih bisa terjadi di wilayah Tulungagung," katanya.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: