Selama ini China sangat agresif mengklaim secara sepihak hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, juga mengerahkan kekuatan militer mereka di perairan ini, bahkan membangun pulau-pulau buatan dan pangkalan-pangkalan aju.
Li menyampaikan itu dalam konferensi pers pada akhir pertemuan tahunan Parlemen China. Ia juga mengatakan China juga berharap melihat stabilitas di wilayah Asia-Pasifik.
Pada Febuari, tiga kapal perang China menyelesaikan pekan latihan di Laut China Selatan, tak lama setelah kapal induk satu-satunya milik China, Liaoning, menguji senjata di perairan itu, tulis media pemerintah.
Armada kapal perang, termasuk kapal tipe perusak yang dapat meluncurkan peluru kendali setelah melakukan latihan lalu berlayar ke timur Samudera India dan Pasifik Barat, kata kantor berita resmi Xinhua.
Latihan kapal-kapal China, khususnya kapal induk Liaoning, dalam beberapa bulan terakhir telah meresahkan negara-negara tetangga, terutama bagi negara yang mengalami sengketa teritorial di Laut China Selatan sejak lama.
Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan latihan tersebut meliputi latihan serangan mendadak yang dilakukan secara sukses dalam kondisi laut yang buruk, kata Xinhua.
Latihan dilakukan tanpa arahan dan berusaha menyerupai situasi pertempuran yang sebenarnya, ujar pakar urusan militer, Yin Zhuo, kepada saluran TV negara, China Central Television (CCTV).
Yin mengatakan latihan rutin Angkatan Laut China di perairan lepas itu satu kebiasaan yang tidak akan diubah, meskipun ia menambahkan, kemampuan jarak jauh Angkatan Laut China tidak cukup untuk mengamankan kepentingannya di perairan terbuka. Dia pun tidak menjelaskan lebih jauh mengenai hal tersebut.
Pada Rabu, China memperingatkan Amerika Serikat terhadap tantangannya pada kedaulatan di Laut China Selatan, setelah laporan bahwa Amerika Serikat berencana melakukan patroli maritim baru di kawasan itu.
Amerika Serikat telah mengkritik China atas pembangunan pulau buatan dan fasilitas militer di laut itu, serta menyatakan keprihatinan dengan menilai bahwa tindakan itu bisa membatasi pergerakan bebas.
Angkatan Laut AS telah melakukan beberapa patroli bebas melalui perairan Laut China Selatan.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, sementara Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei mengklaim sebagian tertentu dari perairan yang menjadi jalur laut strategis dan memiliki sumber daya perikanan yang kaya, serta dengan minyak dan gas.
China pun pernah mengatakan komitmennya untuk menjaga kebebasan navigasi pelayaran di perairan itu.