Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengajak produsen kendaraan bermotor untuk mendorong program konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG).

"Sebelum kendaraan dilengkapi dengan perlengkapan bahan bakar gas yang perangkat konversinya seharga Rp20 juta, maka stasiun pengisian bahan bakarnya harus bisa menyediakan gas dulu. Nanti produksi kendaraan akan turut mendorong," kata Jonan di Jakarta, Selasa.

Jonan menilai proses konversi dari BBM ke BBG sangat lamban. Bahkan ketika ia menjadi Menteri Perhubungan upaya itu sudah didorong namun tidak kunjung membuahkan hasil positif.

Ia sempat berdiskusi dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengenai konversi BBG. Menurutnya, pada dasarnya industri akan mengikuti permintaan pasar, asal sudah tersedia luas SPBG.

"Tantangan selanjutnya adalah menyediakan kebutuhan dari kendaraan sendiri, salah satunya memungkinkan adanya mobil berbahan bakar minyak dan gas sekaligus. Oleh karena itu akan saya dorong dengan adanya Peraturan Menteri, agar tidak mudah diubah-ubah," kata dia.

Kementerian ESDM segera mewajibkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menyediakan dispenser untuk bahan bakar gas.

"Secepatnya kami keluarkan peraturan menteri, cepat ukuran saya itu sekitar satu sampai dua Minggu ke depan untuk aturan penyediaan dispenser gas di SPBU," kata Jonan.

Setidaknya dalam satu SPBU yang di seluruh Indonesia berada di 5.000 titik, akan ada satu selang pengisian untuk bahan bakar gas.

Setelah semua peraturan menteri keluar, ia menargetkan paling lama 12 bulan penyediaan dispenser gas dan satu selang gas setiap SPBU bisa diimplementasikan.

"Saya sudah bicarakan hal ini kepada Hiswana Migas, langkah ini akan mendorong konversi BBM menjadi BBG. Konversi dianggap berhasil apabila pengguna mobil pribadi sudah berganti menjadi BBG semua," katanya.

Hal serupa sudah pernah disampaikan Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar.

"Ini langkah yang ditempuh untuk memicu konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menjadi BBG. Namun, memang infrastruktur lainnya juga harus mendukung," kata Archandra, kemarin.