Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, berkeyakinan bahwa "reshuffle" (perombakan) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat ini tidak akan menimbulkan perpecahan di pemerintahan, karena tidak ada partai politik (parpol) yang tergusur. "Tidak ada perpecahan, sebenarnya siapa parpol yang terkena? PBB kan ada Pak MS Kaban yang ketuanya bukan Yusril. Syaifullah Yusuf bukan PPP, tapi PKB dulunya. Jadi, siapa parpol yang terkena?" kata Wapres saat berbincang santai sambil menyantap pisang goreng dengan wartawan di kediamannya, Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu. Wapres mengakui, sebelumnya menerima ketua Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban, yang mempertanyakan kenapa Yusril Izha Mahendra termasuk salah seorang menteri yang akan dicopot. Menurut Kalla, tentu ada pertimbangan-pertimbangan, agar Yusril bisa berkarya di tempat lain. "Saya sudah berbicara dengan Yusril , Eh, Yusril anda telah bebas, nikmatilah," kata Wapres Kalla. Wapres juga mengakui Yusril Izha menolak ketika ditawarkan jabatan sebagai Duta Besar di Malaysia. Dalam pandangan Wapres, kemungkinana Yusril merasa tidak cocok untuk menjadi diplomat. Namun, ketika pers bertanya kenapa Yusril yang disebut-sebut sebagai pemegang saham terbesar pada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-M. Jusuf Kalla (SBY-MJK), Wapres mengaku bahwa hal itu merupakan hak prerogratif presiden. "Terus terang, saya tak tahu pertimbangan itu, saya tak tahu. Saya selalu katakan itu hak prerogatif Presiden," kata wapres Wapres juga beryakinan bahwa "reshuffle" kabinet yang dilakukan kali ini akan bisa memperbaiki kinerja pemerintah saat ini. Wapres mengharapkan, semuanya akan berjalan secara baik, karena sejak semula tujuannya untuk perbaikan kinerja pemerintah dan meminta masyarakat tidak perlu prihatin, karena ini demi perbaikan. "Masyarakat jangan menganggap itu seakan-akan ada pro-kontra, musuh yang diganti. Ini tidak, yang diganti bukan terus menjadi lawan, tetap saja menjadi kawan," kata Wapres. Menurut Wapres, "reshuffle" ini justru harus dilihat bahwa orang yang diganti bisa jadi bisa lebih berprestasi dan berkarya dibidang lain. "Saya kira 'ndak' akan ada perpecahan. Seperti saya katakan, yang lain tetap kawan," kata Wapres kembali menegaskan. Wapres sangat yakin, kinerja pemerintah pasca-"reshuffle" kabinet ini akan lebih baik. "Insya Allah kinerja meningkat, tapi kan tidak terlalu banyak, kabinetnya jumlahnya 34 orang yang baru sama sekali ada lima orang, jadi sekitar 15 persen," demikian Wapres Kalla. (*)