Djarot: jangan tercerai berai karena pilkada
Ahok-Djarot Tanggapi Hitung Cepat. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (kanan) dan Djarot Saiful Hidayat (kiri) berbincang sebelum dimulainya konferensi pers yang dipimpin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2/2017). Megawati Soekarnoputri menanggapi hasil hitungan cepat Pilkada serentak 2017 serta memberikan apresiasi kepada warga Jakarta yang telah memilih pasangan Ahok-Djarot dan meminta pendukung untuk tetap solid bila pilkada dilanjutkan ke putaran kedua. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
"Tetap dijaga kerukunan sesama kita. Jangan sampai hanya gara-gara pilkada kemudian kita jadi tercerai berai," kata Djarot di RT 01 RW 08 kelurahan Jatipulo Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Senin.
Djarot mengatakan semua pihak harus menjaga kedamaian dan kerukunan hidup bersama.
"Kita ingin dalam situasi seperti ini supaya menjadi kota yang sejuk, aman, yang bisa membangun silaturahmi, yang baik, mewujudkan tali silahturahmi yang baik," ujarnya.
Dia juga mengimbau seluruh pendukung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat agar tetap "...santun, penuh senyuman, sopan tutur katanya, tidak saling mengkafir-kafirkan. Yang meninggal dunia harus dishalatkan."
Dia juga memaafkan setiap orang-orang yang mencela dirinya. Dia mengatakan bahwa Islam itu membawa kedamaian.
"Yang suka mengkafir-kafirkan maafkan mereka, maafin mereka, tolong maafin, jangan ada benci. Biar aja tidak apa-apa," tuturnya.
Djarot dikatakan kafir dan penista agama saat datang ke acara shalawat dan zikir peringatan Supersemar ke-51 dan Haul Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pada Sabtu (11/3).
"Kemarin (11/3) di Masjid At-Tin dikata-katain seperti itu tidak apa-apa. Karena mungkin mereka belum sadar, mereka masih tertutup hatinya. Saya minta kepada semua jangan simpan benci atau dendam," tuturnya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017