Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin, menguat ketika para pelaku pasar menunggu kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve) dalam pertemuan tengah bulan ini yang mendorong aksi beli dolar mengendur.

Rupiah pada Senin sore berada pada Rp13.352 per dolar AS, lebih kuat 24 poin dibanding posisi akhir pekan lalu yang Rp13.376 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa indeks dolar AS kembali melanjutkan pelemahan di perdagangan awal pekan ini (13/3) menyusul antisipasi pelaku pasar terhadap kebijakan The Fed.

"Data tenaga kerja AS yang terbilang bagus belum mampu mendongkrak kinerja dolar AS, pelaku pasar sepertinya telah mengantisipasi data itu, dan saat ini cenderung menanti kepastian kebijakan suku bunga The Fed," katanya.

Sedianya The Fed akan menyelenggarakan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 14-15 Maret 2017. Keputusan berkenaan suku bunga AS (Fed fund Rate) menjadi fokus pasar.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa ekspektasi besaran inflasi Maret yang masih terjaga juga turut menjadi salah satu penopang bagi mata uang domestik.

"Dengan inflasi yang terjaga maka fundamental ekonmi domestik relatif stabil sehingga Bank Indonesia dapat mempertahankan suku bunga acuan," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar diharapkan tetap waspada jika The Fed dalam FOMC menaikan suku bunganya, situasi itu berpotensi mendorong permintaan dolar AS meningkat yang akhirnya dapat menggerus rupiah.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada Rp13.364 dibandingkan posisi sebelumnya (Jumat, 10/3) Rp13.393 per dolar AS.