Jakarta (ANTARA News) - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak semua pihak, terutama para pendukungnya untuk menjaga persatuan dengan tidak saling mengancam dan melaksanakan hak dan kewajiban secara baik.
"Aksi mengancam bisa menghasilkan reaksi berupa ancaman pula. Itu bisa membuat suasana menjadi semakin tidak sehat," kata Anies melalui siaran pers dari Anies-Sandi Media Center di Jakarta, Sabtu.
Anies mencontohkan salah satu bentuk ancaman yang sempat muncul antara lain penghentian program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan program-program yang sudah berjalan selama ini.
Selain itu, ada pula berita ancaman penolakan sholat jenazah terhadap warga Muslim yang tidak memilih calon gubernur Muslim.
"Semua ini harus segera dihentikan. Ancaman telah membuat warga memberikan suara dengan tidak murni. Mereka memberi suara karena rasa takut dan memilih bukan karena harapan akan perubahan," tuturnya.
Menurut Anies, partai politik pengusung dan relawan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak pernah membuat spanduk dan menganjurkan ancaman seperti itu.
Anies mengatakan kehidupan Jakarta tetap akan berlangsung setelah Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 pada 19 April. Karena itu, persahabatan, persaudaraan, pertetanggan dan kerja sama harus terus berlanjut.
Putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 diikuti dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Anies Baswedan: jangan ada ancam mengancam
11 Maret 2017 21:31 WIB
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (ANTARA /M Agung Rajasa)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: