32 desa di Indragiri Hulu terendam banjir
11 Maret 2017 18:04 WIB
Sejumlah warga memadati badan jalan yang terendam banjir luapan sungai Kampar di Desa Buluhcina, Kampar, Riau, Jumat (10/3/2017). Terendamnya jalan akibat luapan sungai Kampar yang telah berlangsung hampir sepekan ini membuat warga kesulitan untuk beraktivitas. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Rengat (ANTARA News) - Sebanyak 32 desa di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau terendam banjir akibat sungai meluap dan bahkan sejumlah pemukiman penduduk tergenang menyusul curah hujan terlalu tinggi melanda sejumlah wilayah.
"Sejumlah desa itu berada di tujuh kecamatan yang rawan banjir," kata Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu Paino di Rengat, Sabtu.
Kepala KBPBD mengatakan, banjir yang terjadi mengakibatkan sejumlah anak sungai tidak dapat menahan debit air, hingga memenuhi aliran sungai, desa yang berada di pinggiran atau dataran rendah menjadi terkena luapan air.
Hulu Sungai Indragiri kondisinya masih rawan, lanjutnya, untuk itu sebaiknya masyarakat tetap waspada banjir dan antisipasi untuk tidak mendekati wilayah yang rentan bencara banjir.
"Kami berharap beberapa hari kedepan kondisi air mulai surut," ujarnya.
Ada sekitar 600 paket bantuan Sembako untuk korban banjir dari Bank Riau Kepri diterima oleh KPBD Inhu dihalaman kantor Bupati Inhu untuk korban banjir disejumlah desa, sedangkan untuk saat ini status sungai Indragiri sudah siaga satu.
Oleh sebab itu menurutnya, pemberian bantuan sembako sangat besar artinya untuk meringankan sedikit beban masyarakat korban banjir, selain itu juga hal ini merupakan wujud sinergitas antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, hal ini sesuai dengan logo dari KPBD Inhu yaitu segitiga biru.
"Masyarakat sangat membutuhkan Sembako, karena aktivitas sehari - hari terganggu," ujarnya.
Suherman mengatakan, banjir bagi masyarakat Indragiri Hulu sudah biasa terjadi setiap tahun.
"Semua berharap kerugian masyarakat tidak terlalu tinggipasca banjir," katanya.
Namun demikian, tambahnya, bagi warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri tetap menjaga keluarganya untuk tidak bermain didekat sungai tersebut, khawatirnya rawan bencana.
Masyarakat saat dilanda banjir tidak dapat beraktivitas dengan baik, bukan saja rumah terendam tetapi lahan pertanian bisa gagal panen hingga butuh perhatian semua pihak, bukan saja dari pemerintah namun swasta.
"Sejumlah desa itu berada di tujuh kecamatan yang rawan banjir," kata Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu Paino di Rengat, Sabtu.
Kepala KBPBD mengatakan, banjir yang terjadi mengakibatkan sejumlah anak sungai tidak dapat menahan debit air, hingga memenuhi aliran sungai, desa yang berada di pinggiran atau dataran rendah menjadi terkena luapan air.
Hulu Sungai Indragiri kondisinya masih rawan, lanjutnya, untuk itu sebaiknya masyarakat tetap waspada banjir dan antisipasi untuk tidak mendekati wilayah yang rentan bencara banjir.
"Kami berharap beberapa hari kedepan kondisi air mulai surut," ujarnya.
Ada sekitar 600 paket bantuan Sembako untuk korban banjir dari Bank Riau Kepri diterima oleh KPBD Inhu dihalaman kantor Bupati Inhu untuk korban banjir disejumlah desa, sedangkan untuk saat ini status sungai Indragiri sudah siaga satu.
Oleh sebab itu menurutnya, pemberian bantuan sembako sangat besar artinya untuk meringankan sedikit beban masyarakat korban banjir, selain itu juga hal ini merupakan wujud sinergitas antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, hal ini sesuai dengan logo dari KPBD Inhu yaitu segitiga biru.
"Masyarakat sangat membutuhkan Sembako, karena aktivitas sehari - hari terganggu," ujarnya.
Suherman mengatakan, banjir bagi masyarakat Indragiri Hulu sudah biasa terjadi setiap tahun.
"Semua berharap kerugian masyarakat tidak terlalu tinggipasca banjir," katanya.
Namun demikian, tambahnya, bagi warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri tetap menjaga keluarganya untuk tidak bermain didekat sungai tersebut, khawatirnya rawan bencana.
Masyarakat saat dilanda banjir tidak dapat beraktivitas dengan baik, bukan saja rumah terendam tetapi lahan pertanian bisa gagal panen hingga butuh perhatian semua pihak, bukan saja dari pemerintah namun swasta.
Pewarta: Asripilyadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: