Gunung Sinabung terus alami erupsi
11 Maret 2017 09:37 WIB
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik terlihat dari Desa Guru Singa, Karo, Sumatera Utara, Selasa (21/2/2017). Aktivitas Gunung Sinabung yang berstatus Awas (level IV), meningkat sejak sepekan terakhir ditandai dengan erupsi dan luncuran lava pijar. (ANTARA FOTO/Tibta Peranginangin)
Medan (ANTARA News) - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terus mengalami erupsi dalam beberapa hari terakhir.
"Hingga pagi ini saja, sudah dua kali erupsi," kata Ardi, staf Pos Pemantauan Gunung Sinabung Pusat Vilkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ketika dihubungi Antara di Medan, Sabtu.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.14 WIB, tetapi ketinggian kolom abu vulkaniknya tidak terpantau akibat tertutup kabut.
Sedangkan erupsi kedua terjadi pada pukul 07.10 WIB dengan ketinggian semburan abu vulkanik hingga 2.800 meter.
Namun dalam dua erupsi pada Sabtu pagi itu tidak mengeluarkan awan panas yang dapat mengancam keselamatan jiwa manusia.
Meski tidak mengeluarkan awan panas, tetapi PVMBG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memberlaku zona merah atau wilayah yang tidak boleh dimasuki warga.
Secara keseluruhan, zona merah tersebut diberlakukan sejauh 3 km dari puncak Gunung Sinabung, tetapi radiusnya diperluas untuk sektor tertentu.
Untuk sektor selatan-tenggara, zona merahnya ditetapkan hingga 7 km, sektor tenggara-timur 6 km, dan sektor utara-timur laut 4 km.
Penambahan radius zona merah tersebut diberlakukan karena sektor itu sering dilintasi awan panas yang keluar dari erupsi Gunung Sinabung.
Pemberlakuan zona merah itu tetap diberlakukan karena Gunung Sinabung terus mengeluarkan erupsi.
"Kemarin (Jumat, 10/3) saja, ada empat kali erupsi," ujar Ardi.
"Hingga pagi ini saja, sudah dua kali erupsi," kata Ardi, staf Pos Pemantauan Gunung Sinabung Pusat Vilkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ketika dihubungi Antara di Medan, Sabtu.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.14 WIB, tetapi ketinggian kolom abu vulkaniknya tidak terpantau akibat tertutup kabut.
Sedangkan erupsi kedua terjadi pada pukul 07.10 WIB dengan ketinggian semburan abu vulkanik hingga 2.800 meter.
Namun dalam dua erupsi pada Sabtu pagi itu tidak mengeluarkan awan panas yang dapat mengancam keselamatan jiwa manusia.
Meski tidak mengeluarkan awan panas, tetapi PVMBG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memberlaku zona merah atau wilayah yang tidak boleh dimasuki warga.
Secara keseluruhan, zona merah tersebut diberlakukan sejauh 3 km dari puncak Gunung Sinabung, tetapi radiusnya diperluas untuk sektor tertentu.
Untuk sektor selatan-tenggara, zona merahnya ditetapkan hingga 7 km, sektor tenggara-timur 6 km, dan sektor utara-timur laut 4 km.
Penambahan radius zona merah tersebut diberlakukan karena sektor itu sering dilintasi awan panas yang keluar dari erupsi Gunung Sinabung.
Pemberlakuan zona merah itu tetap diberlakukan karena Gunung Sinabung terus mengeluarkan erupsi.
"Kemarin (Jumat, 10/3) saja, ada empat kali erupsi," ujar Ardi.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: