Pontianak (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengharapkan agar daerah perbatasan seperti kabupaten Sambas untuk bersiap menjadi daerah eksportir dengan dibukanya pos lintas batas negara (PLBN) Aruk nantinya.

"Setelah kita meninjau langsung ke lapangan terkait pembangunan PLBN Aruk ini, sepertinya sudah dibangun dengan baik dan ini akan menjadi salah satu kebanggaan dari masyarakat Kalbar," kata Cornelis, usai meninjau langsung pembangunan PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, Kamis.

"Dengan dibukanya PLBN Aruk nanti, tentu perekonomian kabupaten Sambas dan Provinsi Kalimantan Barat nantinya, akan jauh lebih maju," kata Gubernur.

Pada kesempatan itu, ia meminta untuk kabupaten yang dilewati jalur perbatasan dengan Malaysia agar mempersiapkan diri, sehingga nantinya bila pintu perbatasan lintas batas negara (PLBN) dibuka bisa bersaing, baik secara ekonomi dan sumberdaya manusia.

"Jangan sampai setelah PLBN dibuka dan Aruk jadi kawasan kepabeanan, nanti kita menjadi pasar bagi mereka (negara tetangga), makanya masing-masing kabupaten agar mempersiapkan diri, seperti Sambas dengan komoditi pertaniannya dan komoditi ekspor lainnya, karena Malaysia tidak menanam padi tapi membeli beras dari Thailand. Ini peluang kita untuk mengembangkan bidang pertanian dan perkebunan," tuturnya.

Cornelis sangat berharap bidang pertanian dan perkebunan menjadi andalan Kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia, sehingga peluang itu harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

"Intinya, apa yang bisa kita jual ke Malaysia, kita jual, jadikan mereka pasar kita, sektor tanaman pangan perlu kita kembangkan, demikian juga sektor perikanan," katanya.

Dirinya memastikan, dari hasil kunjungan itu, dirinya akan segera melaporkan kepada presiden Joko Widodo, agar bisa segera kembali diresmikan seperti PLBN Entikong beberapa waktu lalu.

Hal itu juga sudah disampaikan dirinya saat memberi pengarahan di Musrenbang RKPD Kabupaten Sambas, dimana dia dan rombongan langsung menuju Aruk bersama beberapa Kepala Dinas dan Bidang terkait untuk memantau kesiapan Border Aruk yang rencananya akan diresmikan Presiden Joko Widodo.

"Kita mau lihat PLBN Aruk, kalau sudah siap kita lapor Bapak Presiden karena beliau akan meresmikannya," ujar Cornelis.

Selain Aruk Sambas, PLBN Badau Kapuas Hulu juga masih dalam progres pengerjaan kontraktor. Cornelis juga meninjau jalan poros perbatasan dari Sambas menuju Aruk yang di beberapa titik masih dalam tahap pengerjaan.

Dari pantauannya di lapangan, pada titik Sambas-Kartiyasa juga dalam tahap pembuatan turap dan penimbunan material di badan jalan. Selesai peninjauan Cornelis terlihat koordinasi dengan para pejabat terkait dan Kepala SKPD Provinsi Kalbar diruangan VIP di PLBN Aruk.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis PLBN Aruk, Manto, mengatakan, itu PLBN mulai dibangun sejak tahun 2015 itu, untuk tahap pertama sudah proses akhir pengerjaan, artinya PLBN sudah siap digunakan.

Data Kementerian PUPR menyebutkan, PLBN di Aruk, Kabupaten Sambas dan Nanga Bandau, Kapuas Hulu, pengerjaannya dimulai tahun 2015. Biaya yang terpakai untuk pembangunan PLBN Aruk sesuai kontrak tahun jamak adalah Rp131,1 miliar.

"Sementara untuk PLBN Nangabadau berdasarkan kontrak tahun jamak biayanya adalah Rp153,8 miliar," kata Manto.

(U.KR-RDO/A029)