Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi turun 21 poin menjadi Rp13.337 per dolar AS.

"Dolar AS naik, secara umum potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Fund Rate) masih tinggi sehingga menopang mata uang Amerika Serikat," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan nilai dolar AS relatif terbatas seiring dengan meningkatnya defisit neraca perdagangan Amerika Serikat menjadi 48,5 miliar dolar AS dari 44,3 miliar dolar AS pada Januari 2017.

Dari dalam negeri, ia mengatakan, sentimen cukup positif dari peningkatan cadangan devisa dan perbaikan proyeksi peringkat utang dari lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) turut menjaga pergerakan rupiah.

"Sentimen positif di pasar surat utang negara (SUN) yang terus muncul juga turut akan menjaga kestabilan rupiah," katanya.

JCR memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stabil menjadi Positif, sekaligus mengafirmasi peringkat investasi pada BBB-.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan nilai tukar dolar AS yang masih cenderung menguat di pasar gloabl menahan pergerakan rupiah ke area positif.

"Kami harapkan imbas dari kenaikan cadangan devisa dan potensi kenaikan peringkat Indonesia dan komitmen kerja sama Indonesia dengan sejumlah negara dapat berimbas positif pada pergerakan laju rupiah," katanya.