Jokowi pandang internasionalisme solusi untuk dampak globalisasi
7 Maret 2017 11:39 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika pembukaan KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/3/2017). KTT IORA yang dihadiri 21 anggota dan tujuh negara mitra dialog itu mengangkat tema Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable & Prosperous Indian Ocean. (ANTARA/IORA SUMMIT 2017/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak peserta KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) 2017 untuk menyebarkan semangat internasionalisme karena ini adalah solusi untuk hambatan globalisasi.
"Kita membutuhkan internasionalisme untuk menciptakan solusi atas hambatan yang timbul akibat globalisasi," kata Presiden saat pembukaan KTT IORA di Jakarta, Selasa, yang dihadiri sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan antara lain Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Mozambik Filipe Nyusi, dan Perdana Menteri Malasia Mohammad Najib Abdul Razak.
"Namun sebagaimana diuraikan Presiden Soekarno, internasionalisme kita harus berakar pada nasionalisme, sebuah nasionalisme yang sehat, bijaksana, menceritakan kebenaran, menceritakan apa adanya, sebuah nasionalisme yang tulus, yang berani melakukan yang terbaik untuk jangka panjang bukan yang memancing atau terpancing oleh emosi yang sesaat," papar Presiden Jokowi.
Bahkan karena teknologi informasi semakin berkembang, globalisasi tidak bisa dibalikkan. "Tidak bisa kita mengelak darinya dan justru karena globalisasi sudah harga mati kita makin membutuhkan internasionalisme," ungkap Presiden.
Ia mengharapkan para menteri, pejabat tinggi Indonesia dan peserta KTT IORA terus mendorong solusi-solusi praktis globalisasi.
"Dan kita semua tentunya memperjuangkan kepentingan kita masing-masing. Namun sebagaimana disampaikan secara amat bijaksana oleh pendiri Republik Indonesia, Presiden Soekarno lebih dari setengah abad lalu, beliau mengatakan internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalme," kata Jokowi.
KTT IORA digelar pada 5-7 Maret 2017 dengan dihadiri 21 negara anggota IORA dan mengambil tema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Ke-21 negara itu adalaah Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman. Eempat kepala negara dan pemerintahan hadir dalam KTT ini, yaitu dari Iran, Yaman, Mozambik dan Bangladesh.
"Kita membutuhkan internasionalisme untuk menciptakan solusi atas hambatan yang timbul akibat globalisasi," kata Presiden saat pembukaan KTT IORA di Jakarta, Selasa, yang dihadiri sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan antara lain Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Mozambik Filipe Nyusi, dan Perdana Menteri Malasia Mohammad Najib Abdul Razak.
"Namun sebagaimana diuraikan Presiden Soekarno, internasionalisme kita harus berakar pada nasionalisme, sebuah nasionalisme yang sehat, bijaksana, menceritakan kebenaran, menceritakan apa adanya, sebuah nasionalisme yang tulus, yang berani melakukan yang terbaik untuk jangka panjang bukan yang memancing atau terpancing oleh emosi yang sesaat," papar Presiden Jokowi.
Bahkan karena teknologi informasi semakin berkembang, globalisasi tidak bisa dibalikkan. "Tidak bisa kita mengelak darinya dan justru karena globalisasi sudah harga mati kita makin membutuhkan internasionalisme," ungkap Presiden.
Ia mengharapkan para menteri, pejabat tinggi Indonesia dan peserta KTT IORA terus mendorong solusi-solusi praktis globalisasi.
"Dan kita semua tentunya memperjuangkan kepentingan kita masing-masing. Namun sebagaimana disampaikan secara amat bijaksana oleh pendiri Republik Indonesia, Presiden Soekarno lebih dari setengah abad lalu, beliau mengatakan internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalme," kata Jokowi.
KTT IORA digelar pada 5-7 Maret 2017 dengan dihadiri 21 negara anggota IORA dan mengambil tema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Ke-21 negara itu adalaah Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman. Eempat kepala negara dan pemerintahan hadir dalam KTT ini, yaitu dari Iran, Yaman, Mozambik dan Bangladesh.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: