Presiden Jokowi bagi pengalaman bisnis furnitur di IORA
6 Maret 2017 18:13 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat membuka acara Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (6/3/2017). (Biro Pers Kepresidenan RI)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya sebagai pelaku usaha kecil saat memulai usaha furnitur di Solo, Jawa Tengah, kepada para delegasi yang hadir pada acara Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Rim Samudera Hindia (KTT IORA) 2017.
"Sebelum saya masuk ke dunia politik, sekitar 12 tahun yang lalu, saya adalah pengusaha yang lebih dari 20 tahun hidup di dunia usaha. Boleh dibilang saya seperti bapak/ibu sekalian," kata Presiden mengawali kisahnya saat membuka Indian Ocean Rim Association (IORA) Business Summit 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin.
Presiden Jokowi mengisahkan pengalamannya untuk bisa sukses dalam membangun usaha kecil di saat pelanggan selalu menuntut produsen untuk bekerja tepat waktu (on time), menawarkan harga kompetitif sekaligus tepat spesifikasi (on spec).
"Pelanggan kita, costumer kita, menuntut untuk kita selalu bekerja on time, harga kompetitif dan on spec. Terus terang saya sangat nyaman berada di ruangan ini. Kalau besok saya akan lebih banyak dengan para diplomat. Kita lihat besok mungkin beda ceritanya," kata Presiden, yang sontak disambut tawa hadirin.
Satu hal yang amat berbeda dibanding 12 tahun lalu, menurut Presiden Jokowi, adalah revolusi Internet yang kini sudah menjadi hal biasa.
Kepala Negara dan Pemerintahan RI pun memperhatikan bahwa Internet pun kini sudah menjadi sarana telekomunikasi bergerak (mobile) sehingga ada di mana-mana.
"Saya rasa kita semua setuju bahwa smartphone yang merayakan 10 tahun keberadaannya adalah teknologi paling revolusioner dalam 10 tahun ini," kata mantan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta itu.
Presiden berpendapat bahwa komputasi canggih yang dulu hanya terjangkau yang kaya sekarang praktis menjadi mudah dimiliki semua orang.
Hal yang menjadi kunci, menurut Presiden Jokowi, agar usaha kecil mampu melompat ke level yang lebih tinggi, danjawabannya adalah mengambil bagian dari globalisasi.
"Meskipun kecil, saya berani memakai tenaga kerja asing, selama beberapa tahun saya memakai supervisi, misal dari Korea, disain dari Prancis kemudian masalah kualitas saya dibantu dari Jerman. Dan, saya dapat bantuan informasi dari kedutaan dan juga konsulat. Saya tahu bagaimana impor mesin dan ekspor kira-kira 30 tahun yang lalu," kata mantan Walikota Surakarta, Jawa Tengah, tersebut.
Presiden Jokowi mendapati fakta bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) yang mengeskpor keuntungan usahanya lebih besar, selain bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Selain itu, Presiden mengemukakan, juga bisa tercipta inovasi yang lebih baik dan lebih banyak, apalagi sekarang dengan mobile Internet dan telepon pintar (smartphone) yang murah sehingga platformnya sudah terbentuk.
"Bagi UKM, bagi wanita, bagi pengusaha muda, mobile Internet itu sudah nasional, sudah regional, sudah global. Sekarang bagaimana memastikan orang itu sudah terkoneksi dengan baik melalui mobile, online payment system, hal ini bukan tantangan teknologi, tapi merupakan tantangan business model," katanya.
Jika dikaitkan dengan IORA sebagai kawasan yang luas dan banyak tantangan yang dihadapi, maka Presiden menekankan pentingnya memilih model bisnis yang tepat.
"Saya pernah jadi pengusaha bahwa setiap tantangan bisa jadi peluang bagi pengusaha," kata Presiden.
Sebagai seorang yang pernah bergelut dengan dunia usaha, Presiden Jokowi juga paham betul bahwa pemerintah juga dituntut untuk menyediakan solusi bagi tantangan-tantangan itu.
"Menjadi tugas pemerintah untuk memastikan supaya infrastruktur telekomunikasinya terbangun dengan baik, jaringan 3G, 4G, dan nantinya jaringan 5G. Juga jaringan kabel fiber optik untuk menyalurkan data-data bandwidth dalam jumlah yang besar dengan harga yang efisien," ujar Presiden.
Presiden Jokowi menambahkan, "Dan, menjadi tugas kami, tugas pemerintah, untuk mengurangi beban-beban yang menghambat dunia bisnis, regulasi serta perizinan yang berlebihan dan menghambat, dan mengurangi korupsi."
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta kalangan dunia usaha, khususnya kepada sektor swasta dari negara-negara anggota IORA, untuk mempercayakan hal tersebut kepada Pemerintah Indonesia.
Presiden juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada negara-negara IORA untuk bermitra dengan Indonesia sekaligus membawa kemakmuran di kawasan Samudra Hindia.
"Kami dari kalangan pemerintah bermaksud untuk bisa bekerja sama secara erat dengan bapak/ibu sekalian, sektor swasta dari negara anggota IORA, supaya kita bisa membawa yang terbaik dari teknologi-teknologi terkini kepada kelompok usaha, para wanita, dan kaum muda negara-negara IORA," demikian Presiden Joko Widodo.
"Sebelum saya masuk ke dunia politik, sekitar 12 tahun yang lalu, saya adalah pengusaha yang lebih dari 20 tahun hidup di dunia usaha. Boleh dibilang saya seperti bapak/ibu sekalian," kata Presiden mengawali kisahnya saat membuka Indian Ocean Rim Association (IORA) Business Summit 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin.
Presiden Jokowi mengisahkan pengalamannya untuk bisa sukses dalam membangun usaha kecil di saat pelanggan selalu menuntut produsen untuk bekerja tepat waktu (on time), menawarkan harga kompetitif sekaligus tepat spesifikasi (on spec).
"Pelanggan kita, costumer kita, menuntut untuk kita selalu bekerja on time, harga kompetitif dan on spec. Terus terang saya sangat nyaman berada di ruangan ini. Kalau besok saya akan lebih banyak dengan para diplomat. Kita lihat besok mungkin beda ceritanya," kata Presiden, yang sontak disambut tawa hadirin.
Satu hal yang amat berbeda dibanding 12 tahun lalu, menurut Presiden Jokowi, adalah revolusi Internet yang kini sudah menjadi hal biasa.
Kepala Negara dan Pemerintahan RI pun memperhatikan bahwa Internet pun kini sudah menjadi sarana telekomunikasi bergerak (mobile) sehingga ada di mana-mana.
"Saya rasa kita semua setuju bahwa smartphone yang merayakan 10 tahun keberadaannya adalah teknologi paling revolusioner dalam 10 tahun ini," kata mantan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta itu.
Presiden berpendapat bahwa komputasi canggih yang dulu hanya terjangkau yang kaya sekarang praktis menjadi mudah dimiliki semua orang.
Hal yang menjadi kunci, menurut Presiden Jokowi, agar usaha kecil mampu melompat ke level yang lebih tinggi, danjawabannya adalah mengambil bagian dari globalisasi.
"Meskipun kecil, saya berani memakai tenaga kerja asing, selama beberapa tahun saya memakai supervisi, misal dari Korea, disain dari Prancis kemudian masalah kualitas saya dibantu dari Jerman. Dan, saya dapat bantuan informasi dari kedutaan dan juga konsulat. Saya tahu bagaimana impor mesin dan ekspor kira-kira 30 tahun yang lalu," kata mantan Walikota Surakarta, Jawa Tengah, tersebut.
Presiden Jokowi mendapati fakta bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) yang mengeskpor keuntungan usahanya lebih besar, selain bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Selain itu, Presiden mengemukakan, juga bisa tercipta inovasi yang lebih baik dan lebih banyak, apalagi sekarang dengan mobile Internet dan telepon pintar (smartphone) yang murah sehingga platformnya sudah terbentuk.
"Bagi UKM, bagi wanita, bagi pengusaha muda, mobile Internet itu sudah nasional, sudah regional, sudah global. Sekarang bagaimana memastikan orang itu sudah terkoneksi dengan baik melalui mobile, online payment system, hal ini bukan tantangan teknologi, tapi merupakan tantangan business model," katanya.
Jika dikaitkan dengan IORA sebagai kawasan yang luas dan banyak tantangan yang dihadapi, maka Presiden menekankan pentingnya memilih model bisnis yang tepat.
"Saya pernah jadi pengusaha bahwa setiap tantangan bisa jadi peluang bagi pengusaha," kata Presiden.
Sebagai seorang yang pernah bergelut dengan dunia usaha, Presiden Jokowi juga paham betul bahwa pemerintah juga dituntut untuk menyediakan solusi bagi tantangan-tantangan itu.
"Menjadi tugas pemerintah untuk memastikan supaya infrastruktur telekomunikasinya terbangun dengan baik, jaringan 3G, 4G, dan nantinya jaringan 5G. Juga jaringan kabel fiber optik untuk menyalurkan data-data bandwidth dalam jumlah yang besar dengan harga yang efisien," ujar Presiden.
Presiden Jokowi menambahkan, "Dan, menjadi tugas kami, tugas pemerintah, untuk mengurangi beban-beban yang menghambat dunia bisnis, regulasi serta perizinan yang berlebihan dan menghambat, dan mengurangi korupsi."
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta kalangan dunia usaha, khususnya kepada sektor swasta dari negara-negara anggota IORA, untuk mempercayakan hal tersebut kepada Pemerintah Indonesia.
Presiden juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada negara-negara IORA untuk bermitra dengan Indonesia sekaligus membawa kemakmuran di kawasan Samudra Hindia.
"Kami dari kalangan pemerintah bermaksud untuk bisa bekerja sama secara erat dengan bapak/ibu sekalian, sektor swasta dari negara anggota IORA, supaya kita bisa membawa yang terbaik dari teknologi-teknologi terkini kepada kelompok usaha, para wanita, dan kaum muda negara-negara IORA," demikian Presiden Joko Widodo.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: