Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah dirinya mendapat tekanan dalam melakukan "reshuffle" (perombakan) Kabinet Indonesia Bersatu dalam waktu dekat ini. "Sejauh ini berjalan dengan baik ya... dan yang disebutkan tekanan-tekanan dari pihak-pihak tertentu itu tidak ada," kata Presiden kepada wartawan, usai menunaikan shalat Jumat, di Masjid Kompleks Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor, Jabar. Presiden mengakui dalam menentukan "reshuffle", dirinya melakukan komunikasi dengan Wapres Jusuf Kalla, dan termasuk dengan tiga menteri koordinator. "Sekali lagi, secara proporsional saya juga meminta pertimbangan dan pendapat beliau-beliau. Namun tentu saja keputusan akhir pada saya," ujarnya. Presiden juga menyatakan, dirinya telah mengkomunikasikan keputusan "reshuffle" kepada menteri-menteri kabinet. Presiden menjelaskan kalaupun ada menteri yang diberhentikan maka belum tentu karena yang bersangkutan tidak cakap, atau belum tentu yang bersangkutan melakukan kesalahan. Presiden juga menyatakan telah berkomunikasi dengan menteri-menteri yang barangkali akan tetap berada di kabinet. "Kepada mereka, saya sampaikan hasil evaluasi, terutama kinerja yang harus ditingkatkan secara sungguh-sungguh karena saya menilai ada satu dua menteri yang memang perlu meningkatkan kinerjanya," ujarnya. Akan tetapi sekali lagi, kata Presiden, "reshuffle" dilakukan demi efektivitas kabinet yang masih harus melanjutkan tugas dua setengah tahun ke depan. Mengenai kondisi kesehatan, Presiden mengatakan akan menggunakan rekomendasi tim dokter kepresidenan atas pemeriksaan kesehatan menteri-menteri dalam menetapkan "reshuffle" kabinet. "Pemeriksaan oleh tim dokter kepresidenan terhadap menteri-menteri yang bersangkutan layak dipercaya," ujar Presiden. Menurut Presiden, dirinya banyak membaca di media massa bahwa ada keterangan yang menyebutkan sejumlah menteri sakit, tidak bisa bekerja dan harus diganti. "Sekali lagi saya katakan, saya ini taat pada sistem. Untuk itu saya meminta tim dokter kepresidenan memberikan laporan tentang status kesehatan para menteri," katanya. Kepala negara menjelaskan, pada Jumat (4/5) subuh, dirinya telah menerima hasil pemeriksaan kesehatan menteri-menteri. "Saya akan pedomani itu, jadi sepanjang hasil pemeriksaan kesehatan mengatakan menteri a, menteri b, masih dapat mengerjakan pekerjaan sebagai menteri, ya tidak boleh kita anggap dia tidak mampu lagi secara fisik untuk bekerja," ujar Presiden. Sebelumnya, tekanan "reshuffle" terhadap menteri-menteri yang kesehatannya terganggu sempat mengemuka.(*)