Samarinda (ANTARA News) - Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur Rusmadi menilai media massa dalam pemberitaannya tidak imbang ketika mengulas pembangunan, karena yang disorot lebih banyak adalah terkait dampak lingkungan, bukan dari sisi ekonomi dan upaya menyejahterakan masyarakat.
"Sekarang saya tanya! Kalau ada petani mau tanam jagung, tanam padi, tanam singkong, atau melakukan pekerjaan apapun. Adakah yang tidak membutuhkan ruang," tanya Rusmadi kepada semua wartawan saat memberikan sambutan dalam pembukaan Konferensi Kerja Daerah PWI Kaltim di Samarinda, Sabtu.
Setelah puas mendapat jawaban "tidak ada", ia melanjutkan bahwa memang benar tidak ada aktivitas yang tidak memerlukan ruang, sehingga ketika ruang tersebut digunakan untuk pembangunan, maka tinggal bagaimana mengelolanya dengan baik agar dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan bisa diminimalisir.
Seperti yang disorot media massa beberapa waktu terakhir, terkait rencana masuknya investor yang akan membangun pabrik semen di sebagian kawasan Karst Sangkulirang - Mangkalihat yang membentang di Kabupaten Kutai Timur.
Dalam pemberitaannya, media massa lebih menyoroti dampak lingkungan yang akan timbul dari adanya aktivitas pabrik semen, sementara media massa tidak pernah menyinggung tentang dampak pengembangan ekonomi dan upaya menyejahterakan masyarakat.
Padahal dengan adanya aktivitas perusahaan semen, tentu akan banyak warga setempat yang dilibatkan sebagai tenaga kerja, sehingga dampaknya kemudian mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Memang benar dalam aktivitas itu akan ada lingkungan yang rusak dan ekosistem yang dikorbankan, tetapi kita dalam membangun tentu tidak membabibuta, namun tetap mengedepankan pembangunan mengedepankan lingkungan sehingga dampak kerusakan terhadap lingkungan harus diminimalisir," ujarnya.
Untuk itu, melalui konferensi yang dihadiri wartawan dari semua kabupaten/kota di Kaltim ini ia berpesan agar wartawan dalam memberitakan pembangunan maupun rencana pembangunan harus berimbang, yakni ketika menyoroti dari sisi lingkungan juga harus menyoroti dari sisi ekonomi.
"Media massa ini saya anggap penting, jangan sampai ada kesan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah seolah sia-sia karena pemberitaan yang tidak berimbang, mengingat media massa pengaruhnya luar biasa terhadap opini publik," ujar Rusmadi.
Sesprov nilai media tidak imbang sorot pembangunan
4 Maret 2017 14:51 WIB
Logo Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang disahkan dalam Kongres PWI pertama kali di Solo, Jawa Tengah, pada 9 Februari 1946. (pwi.or.id)
Pewarta: M Ghofar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: