Jakarta (ANTARA News) - Duo presenter Teuku Edwin dan Jhody Sumantri (Edwin-Jhody) kompak memuji cara Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Sri Baginda Khadimul Haraman Al-Syarifain Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud.
"Enggak berlebihan. Wajar dan harus tunjukkan bhawa kita Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dan Arab salah satu bumi di mana kita umroh, atau naik haji. Untuk melengkapi rukun Islam," ujar Edwin kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
"Penyambutan itu saya rasa harus, memang sudah protokoler. Sudah diagendakan. Persiapannya luar biasa sekali. Namanya menerima raja ya dilihat dari persiapannya saja, mobilnya pribadi, dia turun dari pesawat pakai eskalator. Masa enggak disambut sama Presiden kita?," sambung Jhody.
Secara pribadi, Edwin menilai kedatangan Raja Salman ke Indonesia sebagai sebuah kehormatan.
"Saya melihat suatu kehormatan sekali negara kita, kedatangan seorang raja. Zaman dulu kalau lihat di film-film bayangin raja mesir datang bagaimana penyambutannya," kata dia.
"Arab, negara yang kita berusaha bisa datang setiap tahun untuk haji, tetapi rajanya datang ke kita. Haji berapa puluh tahun mengantri. Ini rajanya Arab ke mari," sambung Edwin.
Hal senada diungkapkan Jhody. "Niatan dia (Raja Salman) kemari bisa kita bilang sebagai sebuah anugerah, menurut saya pribadi. Presiden kita sendiri bilang bahwa ini adalah balasan kunjungan dia dua tahun lalu," tutur dia.
Presiden pada Rabu (1/2) lalu menyambut Raja Salman dan rombongan di Bandara Halim Perdanakusuma. Setelah saling bersalaman dan bercakap-cakap sebentar, rombongan bergegas menuju Istana Bogor untuk sejumlah agenda.
Saat tiba di Bogor, giliran hujan menyambut kedatangan mereka, membuat Presiden Jokowi kehujanan karena mengutamakan Raja Arab Saudi itu.
Jas Presiden pun sempat basah di bagian dada sebelah kiri hingga tangan. Begitu juga dengan peci hitam yang ia kenakan.
Komentar Edwin-Jhody soal penyambutan Raja Salman
2 Maret 2017 21:18 WIB
Duo presenter Edwin dan Jhody (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: