Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat menjadi Rp13.344, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.355 per dolar AS.

"Laju inflasi Februari yang masih terkendali direspons positif oleh sebagian pelaku pasar sehingga fluktuasi rupiah relatif stabil dengan kecenderungan menguat," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, cadangan devisa Indonesia periode Februari 2017 yang diproyeksi meningkat juga turut menjadi menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik. Pada Januari lalu, cadangan devisa Indonesia mencapai 116,9 miliar dolar AS.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa sentimen dolar AS di pasar eksternal yang masih cukup kuat dapat menahan laju rupiah terapresiasi lebih tinggi. Pelaku pasar masih khawatir terhadap potensi kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pertengahan Maret.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, dolar AS masih berpeluang kembali terapresiasi menyusul The Fed yang cukup serius mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada bulan ini.

Ia mengemukakan, salah satu pejabat The Fed menyatakan membaiknya ekonomi global dan solidnya pemulihan di Amerika Serikat merupakan waktu tepat untuk menaikan suku bunga dalam waktu dekat.

"Komentar yang hawkish dari pejabat The Fed terhadap kenaikan suku bunga akan memicu dolar AS mengalami kenaikan terhadap mayoritas mata uang utama dunia," katanya.