Februari, penjualan truk dan SUV di AS tetap kuat di tengah gelombang rabat
2 Maret 2017 10:53 WIB
Jaguar Land Rover Indonesia menghadirkan SUV tercepat yang pernah diproduksi Land Rover, Range Rover Sport SVR untuk pertama kalinya di Indonesia dalam pameran "All.Out.Action" di Main Atrium Senayan City, Jakarta, pada 16-21 Februari 2016. (ANTARA News/Monalisa Jingga)
Jakarta (ANTARA News) - Penjualan truk dan SUV di Amerika Serikat pada Februari 2017 masih cukup kuat dengan berkontribusi 62 persen terhadap total volume pasar otomotif AS bulan tersebut, atau meningkat dibandingkan 59,5 persen pada periode yang sama tahun 2016 lalu.
Menurut lembaga penyedia data, Autodata Corp, hal itu secara kasar menggambarkan bahwa setidaknya dua fasilitas produksi mobil beralih ke SUV atau truk.
Kenaikan kontribusi truk dan SUV menjadi satu-satunya aspek positif dari penjualan otomotif di AS Februari 2017 yang membuat prediksi tahunan hanya mencapai 17,6 juta unit atau turun dari prediksi awal 17,7 juta unit.
Di sisi lain, analis menyoroti aspek mengkhawatirkan dari laporan tersebut yakni tingkatan rabat yang mencapai 10 persen dari rata-rata harga penjualan pada Februari.
"Tingkatan 10 persen memperlihatkan pasar industri terdesak," kata konsultan otomotif AlixPartners, Mark Wakefield.
Di tengah pasar yang terdesak, pabrikan cenderung berusaha menghabiskan stok yang ada ketimbang memproduksi sesuai permintaan.
Hal itu, lanjut Wakefield, menimbulkan tantangan baru bagi pabrikan untuk menghindari kelebihan produksi atau melancarkan perang harga yang dapat menggerus keuntungan, terlebih kenaikan suku bunga yang akan membuat bunga pinjaman agunan dan pembiayaan semakin tinggi.
Penjualan bulan Februari 2017 memperlihatkan hasil yang beragam bagi tiap pabrikan, dengan General Motors melampaui ramalan sejumlah analis dengan kenaikan 4,2 persen penjualan mobil baru.
Penjualan Ford mengalami perlambatan 4 peraen, itu pun dibantu kenaikan performa trup pikap seri F yang naik 9 persen dan SUV 6 persen mensubtitusi melorotnya penjualan kendaraan penumpang sebanyak 24 persen dibandingkan setahun silam.
Peringkat ketiga penjualan terbanyak di AS, Toyota Motor Corp, menderita penurunan 7,2 persen lantaran model terlaris merek, sedan Camry, turun 15 persen.
Kemudian Fiat Chrysler Automobiles juga turun 10 persen, antara lain akibat turunnya penjualan Jeep 15 persen.
Nissan dan Honda Motor Co justru meraih kenaikan masing-masing 3,5 persen dan 2,6 persen. Nissan disokong performa baik dari Small SUV mereka, Rogue, yang penjualannya naik 54 persen, sedangkan Honda terbantu 12 persen jajaran truk dan SUV mereka, demikian Reuters.
Menurut lembaga penyedia data, Autodata Corp, hal itu secara kasar menggambarkan bahwa setidaknya dua fasilitas produksi mobil beralih ke SUV atau truk.
Kenaikan kontribusi truk dan SUV menjadi satu-satunya aspek positif dari penjualan otomotif di AS Februari 2017 yang membuat prediksi tahunan hanya mencapai 17,6 juta unit atau turun dari prediksi awal 17,7 juta unit.
Di sisi lain, analis menyoroti aspek mengkhawatirkan dari laporan tersebut yakni tingkatan rabat yang mencapai 10 persen dari rata-rata harga penjualan pada Februari.
"Tingkatan 10 persen memperlihatkan pasar industri terdesak," kata konsultan otomotif AlixPartners, Mark Wakefield.
Di tengah pasar yang terdesak, pabrikan cenderung berusaha menghabiskan stok yang ada ketimbang memproduksi sesuai permintaan.
Hal itu, lanjut Wakefield, menimbulkan tantangan baru bagi pabrikan untuk menghindari kelebihan produksi atau melancarkan perang harga yang dapat menggerus keuntungan, terlebih kenaikan suku bunga yang akan membuat bunga pinjaman agunan dan pembiayaan semakin tinggi.
Penjualan bulan Februari 2017 memperlihatkan hasil yang beragam bagi tiap pabrikan, dengan General Motors melampaui ramalan sejumlah analis dengan kenaikan 4,2 persen penjualan mobil baru.
Penjualan Ford mengalami perlambatan 4 peraen, itu pun dibantu kenaikan performa trup pikap seri F yang naik 9 persen dan SUV 6 persen mensubtitusi melorotnya penjualan kendaraan penumpang sebanyak 24 persen dibandingkan setahun silam.
Peringkat ketiga penjualan terbanyak di AS, Toyota Motor Corp, menderita penurunan 7,2 persen lantaran model terlaris merek, sedan Camry, turun 15 persen.
Kemudian Fiat Chrysler Automobiles juga turun 10 persen, antara lain akibat turunnya penjualan Jeep 15 persen.
Nissan dan Honda Motor Co justru meraih kenaikan masing-masing 3,5 persen dan 2,6 persen. Nissan disokong performa baik dari Small SUV mereka, Rogue, yang penjualannya naik 54 persen, sedangkan Honda terbantu 12 persen jajaran truk dan SUV mereka, demikian Reuters.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: