Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud menyaksikan penandatanganan beberapa nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi di Istana Bogor, Rabu.

Di antara nota kesepahaman kerja sama yang ditandatangani adalah yang berkenaan dengan pertemuan komisi bersama antara menteri luar negeri kedua negara serta pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development dan Pemerintah Republik Indonesia, yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dan wakil direktur Saudi Fund.

Selain itu ada nota kesepahaman kerja sama kebudayaan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan dan Informasi Kerajaan Arab Saudi dan kerja sama pengembangan usaha kecil menengah antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dan Otoritas Usaha Kecil dan Menengah Kerajaan Arab Saudi.

Lalu ada nota kesepahaman antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi serta antara otoritas aeronautika Indonesia dan Arab Saudi.

Sementara antara Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan Kerajaan Arab Saudi ada nota kesepahaman kerja sama bidang riset ilmiah dan pendidikan tinggi.

Nota kesepahaman kerja sama juga ditandatangani oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan Kementerian Urusan Dakwah dan Bimbingan Islam Kerajaan Arab Saudi.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Investasi Kerajaan Arab Saudi menandatangani nota kesepahaman kerja sama bidang perdagangan, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi meneken nota kesepahaman kerja sama dalam pemberantasan kejahatan.

Ada juga penandatanganan nota kesepahaman mengenai kerja sama bidang kelautan dan perikanan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat konferensi pers mengatakan kerja sama antara kedua negara dalam dua tahun terakhir meningkat pesat.

"Selain membahas isu penting membahas kepentingan umat, kedua pemimpin juga sepakat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk bidang perdagangan dan investasi," kata Retno.

Ia menjelaskan pula bahwa secara khusus Presiden Joko Widodo mengapresiasi pengembalian kuota haji Indonesia ke tingkat yang normal, yaitu 211 ribu orang, dan memberikan kuota tambahan 10 ribu pada 2017.

Di samping itu, ia menjelaskan, Presiden menitipkan warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi dan telah memberikan kontribusi bagi pembangunan negara itu agar mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari Raja Salman.

Di bidang perdagangan, kata Retno, Presiden mengajak Raja Salman untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan dan mengharapkan Indonesia diberi kemudahan akses pasar, terutama untuk perikanan, obat-obatan, alat kesehatan dan produk-produk tekstil.

Presiden, menurut dia, juga menyambut baik penandatanganan rencana induk program pembangunan kilang Cilacap antara Pertamina dan Aramco senilai enam miliar dolar AS. Presiden juga mendorong penyusunan rancangan dasar pembentukan perusahaan patungannya.

Menteri Luar negeri mengatakan kedua pemimpin juga membahas beberapa proyek yang ditawarkan Indonesia, di antaranya proyek pembangunan kilang di Dumai, Balongan dan Bontang, pembangunan PLTU Mulut Tambang di Jambi, serta pembangunan infrastruktur sumber daya air, air minum, sanitasi dan perumahan.

"Untuk menindaklanjuti pertemuan antar kedua pemimpin maka kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti kesepakatan yang dibahas dengan mengirimkan para menterinya," katanya.