Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik mencatat penurunan harga beras kualitas premium, medium dan rendah di tingkat penggilingan karena musim panen sudah mulai.

Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu, mengatakan di tingkat penggilingan selama Februari harga beras kualitas premium rata-rata turun 0,24 persen dari bulan sebelumnya menjadi Rp9.408 per kilogram, kualitas medium turun 0,57 persen menjadi Rp9.048 per kilogram dan kualitas rendah turun 0,99 persen menjadi Rp8.584.

"Saat ini musim panen raya dan cuaca yang terus hujan tidak mendukung," kata Suhariyanto.

Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2016, harga beras di penggilingan pada Februari 2017 untuk kualitas premium turun 3,85 persen, kualitas medium turun 5,97 persen, dan kualitas rendah turun 6,64 persen.

"Harga beras dari tingkat petani hingga eceran tercatat mengalami penurunan. Penurunan tersebut menjadi penghambat inflasi," kata Suhariyanto.

Selama Februari, harga gabah kering panen di tingkat petani tercatat Rp4.639 per kilogram atau turun 2,41 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.731 per kilogram atau turun 2,34 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Harga gabah kering giling di petani rata-rata Rp5.525 per kilogram atau turun 0,32 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.621 per kilogram atau turun 0,27 persen.

Gabah kualitas rendah di tingkat petani harganya Rp3.803 per kilogram atau turun 9,98 persen dan di tingkat penggilingan Rp3.880 per kilogram atau turun 10,33 persen.

Dibandingkan Februari 2016, rata-rata harga pada Februari 2017 di tingkat petani untuk gabah kering panen turun 10,98 persen, gabah kering giling turun 3,96 persen, dan gabah kualitas rendah turun 9,95 persen.

Harga di tingkat penggilingan juga turun dengan penurunan harga gabah kering panen 10,70 persen, gabah kering giling 4,23 persen, dan gabah kualitas rendah 10,29 persen.

Data harga BPS dibuat berdasarkan 1.305 transaksi penjualan gabah di 26 provinsi selama Februari 2017, didominasi transaksi gabah kering panen 57,62 persen, gabah kualitas rendah 32,57 persen, dan gabah kering giling 9,81 persen.