New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir menurun, Selasa (Rabu pagi WIB), dengan Dow Jones Industrial Average menghentikan kemenangan beruntun dua belas hari, karena investor mempertimbangkan revisi terbaru untuk pertumbuhan ekonomi kuartal keempat negara itu.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 25,20 poin atau 0,12 persen menjadi ditutup pada 20.812,24 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 6,11 poin atau 0,26 persen menjadi berakhir di 2.363,64 poin, dan indeks komposit Nasdaq turun 36,46 poin atau 0,62 persen menjadi 5.825,44 poin.
Produk Domestik bruto (PDB) meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,9 persen pada kuartal keempat 2016, gagal memenuhi konsensus pasar 2,1 persen, menurut estimasi kedua yang dirilis oleh Departemen Perdagangan. Pada kuartal ketiga, PDB riil meningkat 3,5 persen.
PDB riil meningkat 1,6 persen pada 2016, tidak berubah dari perkiraan pertama sebulan lalu.
Dalam laporan terpisah, Departemen mengumumkan bahwa defisit perdagangan internasional mencapai 69,2 miliar dolar AS pada Januari, naik dari 64,4 miliar dolar AS pada Desember.
Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board datang di 114,8 pada Februari, naik dari 111,6 pada Januari.
Investor juga terus memantau pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang akan memberikan pidato pertamanya ke sesi gabungan Kongres pada Selasa malam (28/2) waktu setempat. Pasar mengharapkan Trump mengungkap beberapa elemen dari rencananya untuk memotong pajak, termasuk pemotongan pajak bagi kelas menengah, dan penyederhanaan sistem pajak.
Di luar negeri, ekuitas Eropa meningkat secara luas pada Selasa (28/2). Indeks acuan DAX Jerman di Bursa Efek Frankfurt naik tipis 0,10 persen, sedangkan indeks acaun FTSE-100 Inggris naik 0,14 persen.
Di Asia, saham Tokyo juga berakhir lebih tinggi setelah perdagangan berombak pada Selasa (28/2), dengan indeks Nikkei-225 bergerak naik 0,06 persen menjadi 19.118,99 poin.
Wall Street suram setelah angka PDB Amerika Serikat suram
1 Maret 2017 07:38 WIB
Wall Street di New York. (Reuters)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: