Bandung (ANTARA News) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung menerjunkan Tim Tagana pendampingan pemulihan trauma terhadap ratusan pelajar Sekolah Dasar (SD) Kresna, Kota Bandung pascainsiden ledakan bom panci di Taman Pendawa pada Senin (27/2).

"Kita memberi mereka semangat supaya jangan takut dengan hal-hal seperti itu. Lebih diajak dengan permainan biar mereka tetap senang dan bisa tertawa," ujar salahsatu petugas Tim Tagana Dinsos Kota Bandung, Neneng Romlah saat ditemui di SD Kresna, Kota Bandung, Selasa.

Neneng menuturkan, selama pendampingan tersebut, para siswa diajak mengikuti berbagai permainan seperti tepuk tangan berirama, gerakan-gerakan girang serta aktivitas aktif lainnya. Hal itu agar kondisi psikologis siswa dapat tenang dan tidak takut untuk datang ke sekolah.

"Jadi ini supaya anak-anak tidak takut pergi ke sekolah, bisa tetap belajar di sini. Karena memang kemarin mereka mendengar langsung ledakan itu," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SD Kresna, Waluyawati mengatakan pemulihan trauma ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi mental siswa. Pasalnya, saat terjadi ledakan bom panci, seluruh siswa tengah mengikuti pembelajaran, bahkan beberapa di antaranya ada yang menangis ketakutan.

"Ada yang menangis ada juga mukanya yang langsung pucat. Jadi hari ini alhamdulillah dengan koordinasi, ini (pemulihan trauma) bisa dilaksanakan," ujar Waluyawati.

Ia pun bersyukur karena saat kejadian tidak ada aktifitas siswa di luar sekolah. Padahal, kata dia, seusai pelaksanaan upacara biasanya siswa melakukan gerakan pungut sampah di sekitar Taman Pendawa.

"Siswa sedang belajar setelah upacara. Tapi anak-anak beruntung karena berada di dalam lingkungan sekolah. Biasanya kami GPS (gerakan pungut sampah) di Taman Pandawa," kata dia.

Sementara itu, program pemulihan trauma dilakukan secara bertahap mulai dari kelas satu sampai siswa kelas enam. Adapun jarak SD ke lokasi ledakan diperkirakan hanya berjarak 50 meter.