Keluarga Ferry tagih janji santunan pemerintah Arab Saudi
27 Februari 2017 15:34 WIB
Keluarga Korban Crane Mekkah Istri Ferry Maulidin korban musibah robohnya menara crane di Masjidil Haram menujukan foto almarhum suaminya di rumah duka di Jalan Kahuripan, Jaka Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (13/9). Keluarga berduka setelah mendapat kabar dari pihak Kementerian Agama pada Minggu (13/9) Calon Haji Ferry Mauludin dinyatakan meninggal akibat musibah robohnya menara crane di Masjidil Haram dan akan dimakamkan di Mekkah . (ANTARA FOTO/Risky Andrianto) ()
Bekasi (ANTARA News) - Pihak keluarga korban tewas kecelakaan crane Mekkah pada 11 September 2015, Ferry Mualidin, menagih janji Pemerintah Arab Saudi berupa uang santunan senilai Rp3,8 miliar yang hingga kini belum kunjung direalisasikan.
"Sampai sekarang kami belum mendapat uang yang dijanjikan oleh Pemerintah Arab Saudi," ujar ibu kandung, Ferry Mualidin (36), Zaenab (75) di Bekasi, Senin.
Hal itu diungkapkanya menyusul adanya kabar kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017.
Ferry merupakan satu dari delapan jemaah haji asal Jawa Barat yang tewas akibat tertimpa crane di Mina, Arab Saudi pada Jumat, 11 September 2015. (Baca:Saudi kembali janjikan santunan untuk korban crane)
Atas kejadian itu, Pemerintah Arab menyatakan bakal memberi uang santuan bagi keluarga korban sebesar 1 juta riyal atau Rp3,8 miliar, sementara untuk cacat fisik tetap sebesar 500.000 riyal atau Rp1,9 miliar.
Tidak hanya itu, pihak keluarga yang ditinggalkan juga dijanjikan menunaikan ibadah haji sebanyak dua orang. Zaenab sangat menanti janji dari Pemerintah Arab Saudi, karena jatah kursi dua orang itu akan dimanfaatkan untuk berziarah ke makam Ferry.
"Terutama istrinya, Linda Marlinda (38), dia ingin sekali berziarah ke makam suaminya di sana," katanya.
Warga Jalan Kahuripan Blok E3/40 Nomor 15 RT07/06B, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, itu sangat berharap ada kejelasan dari Pemerintah Arab Saudi soal uang santunan itu.
"Kami pada 2016 lalu sempat mendatangi kantor Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi untuk menanyakan bantuan tersebut. Namun pihak penyelenggara ibadah haji di sana belum mendapat informasi resmi dari pemerintah pusat dan Arab Saudi," katanya.
Rencananya uang itu akan digunakan untuk menghidupi istri dan putri kecil Ferry bernama Zia Aisyah Sabillah (2).
"Karena selama ini kehidupan keluarga ditanggung santunan dari kantornya Ferry, PT Freeport Indonesia," katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Jawa Barat, Azzam Muntazam mengakui belum dilunasinya janji tersebut.
"Hingga kini kami belum mendapat informasi pasti tentang uang santunan itu. Kita sudah sampaikan soal janji uang santunan itu, tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi. Informasi terakhir masih diproses oleh Pemerintah Arab Saudi," katanya.
(Baca: Santunan Raja di antara duka dan berkah)
"Sampai sekarang kami belum mendapat uang yang dijanjikan oleh Pemerintah Arab Saudi," ujar ibu kandung, Ferry Mualidin (36), Zaenab (75) di Bekasi, Senin.
Hal itu diungkapkanya menyusul adanya kabar kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017.
Ferry merupakan satu dari delapan jemaah haji asal Jawa Barat yang tewas akibat tertimpa crane di Mina, Arab Saudi pada Jumat, 11 September 2015. (Baca:Saudi kembali janjikan santunan untuk korban crane)
Atas kejadian itu, Pemerintah Arab menyatakan bakal memberi uang santuan bagi keluarga korban sebesar 1 juta riyal atau Rp3,8 miliar, sementara untuk cacat fisik tetap sebesar 500.000 riyal atau Rp1,9 miliar.
Tidak hanya itu, pihak keluarga yang ditinggalkan juga dijanjikan menunaikan ibadah haji sebanyak dua orang. Zaenab sangat menanti janji dari Pemerintah Arab Saudi, karena jatah kursi dua orang itu akan dimanfaatkan untuk berziarah ke makam Ferry.
"Terutama istrinya, Linda Marlinda (38), dia ingin sekali berziarah ke makam suaminya di sana," katanya.
Warga Jalan Kahuripan Blok E3/40 Nomor 15 RT07/06B, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, itu sangat berharap ada kejelasan dari Pemerintah Arab Saudi soal uang santunan itu.
"Kami pada 2016 lalu sempat mendatangi kantor Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi untuk menanyakan bantuan tersebut. Namun pihak penyelenggara ibadah haji di sana belum mendapat informasi resmi dari pemerintah pusat dan Arab Saudi," katanya.
Rencananya uang itu akan digunakan untuk menghidupi istri dan putri kecil Ferry bernama Zia Aisyah Sabillah (2).
"Karena selama ini kehidupan keluarga ditanggung santunan dari kantornya Ferry, PT Freeport Indonesia," katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Jawa Barat, Azzam Muntazam mengakui belum dilunasinya janji tersebut.
"Hingga kini kami belum mendapat informasi pasti tentang uang santunan itu. Kita sudah sampaikan soal janji uang santunan itu, tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi. Informasi terakhir masih diproses oleh Pemerintah Arab Saudi," katanya.
(Baca: Santunan Raja di antara duka dan berkah)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: