HIPMI ajak dorong iklim kepercayaan investor Timur Tengah
27 Februari 2017 10:56 WIB
Dokumentasi pekerja memeriksa pipa gas untuk proyek infrastruktur energi di gudang penyimpanan Pertamina Gas di Kawasan Industri Medan 3 (KIM 3), Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara, Rabu (24/6). Industri dan perdagangan sangat bertumpu pada jaringan infrastruktur, dan kunjungan Raja Salman diharapkan bisa mendorong pembangunan infrastruktur ini. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan berbagai pihak dapat membentuk iklim yang mendorong kepercayaan investor dari Timur Tengah, sehingga banyak perbankan Timur Tengah yang membuka cabang di Indonesia.
"Coba ke Malaysia, Singapura dan Thailand, ada cabang-cabang bank terbesar asal Timur Tengah di mana-mana," kata Ketua Umum HIPMI, Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Senin. Ini dikarenakan keberhasilan negara-negara tetangga dalam mengembangkan sistem keuangan syariah.
Bahkan, ia mengingatkan, Singapura saat ini dinilai mampu menerbitkan sukuk berskala internasional, sedangkan proyek yang akan dibiayai ternyata ada di Indonesia.
HIPMI menilai sudah saatnya Indonesia berupaya secara lebih agar dana-dana Timur Tengah langsung mengendap di Indonesia dan bisa dipakai untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur, pertanian, dan pariwisata.
"Kuncinya dalam membangun hubungan dengan negara-negara kaya di Arab adalah membangun rasa nyaman. Terlebih Indonesia-Arab Saudi terdapat kesamaan hubungan emosional keagamaan. Hubungan historis yang sangat baik dengan pemerintah dan rakyatnya," katanya.
Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia dinilai akan meningkatkan tujuan investasi Timur Tengah khususnya negara-negara Teluk. Ini kunjungan perdana raja Arab Saudi ke Indonesia setelah 1970.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, sepanjang 2016, Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900.000 dolar Amerika Serikat. Ini menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.
"Coba ke Malaysia, Singapura dan Thailand, ada cabang-cabang bank terbesar asal Timur Tengah di mana-mana," kata Ketua Umum HIPMI, Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Senin. Ini dikarenakan keberhasilan negara-negara tetangga dalam mengembangkan sistem keuangan syariah.
Bahkan, ia mengingatkan, Singapura saat ini dinilai mampu menerbitkan sukuk berskala internasional, sedangkan proyek yang akan dibiayai ternyata ada di Indonesia.
HIPMI menilai sudah saatnya Indonesia berupaya secara lebih agar dana-dana Timur Tengah langsung mengendap di Indonesia dan bisa dipakai untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur, pertanian, dan pariwisata.
"Kuncinya dalam membangun hubungan dengan negara-negara kaya di Arab adalah membangun rasa nyaman. Terlebih Indonesia-Arab Saudi terdapat kesamaan hubungan emosional keagamaan. Hubungan historis yang sangat baik dengan pemerintah dan rakyatnya," katanya.
Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia dinilai akan meningkatkan tujuan investasi Timur Tengah khususnya negara-negara Teluk. Ini kunjungan perdana raja Arab Saudi ke Indonesia setelah 1970.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, sepanjang 2016, Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900.000 dolar Amerika Serikat. Ini menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: