Jakarta (ANTARA News) - Tidak sulit menemukan Ratchadamnoen Contemporary Art Center di Jalan Ratchadamnoen Klang yang berada tepat di seberang Monumen Demokrasi di Bangkok, Thailand.




Bagian bawah gedung galeri seni yang bisa dicapai dengan 10 menit jalan kaki dari kawasan pelancong beransel Khaosan Road itu memamerkan seni kontemporer dengan tema berbeda setiap bulan.

Pertengahan Februari lalu, mereka mempersembahkan satu sudut untuk memamerkan koleksi lukisan potret Raja Bhumibol Adulyadej, yang mangkat Oktober 2016, karya berbagai seniman.


Saat berada di sana, sempatkan naik ke lantai tiga, tempat ASEAN Cultural Center berada. Dan buang jauh-jauh kesan membosankan dan tidak menarik sebelum ke sana.

Tempat yang baru dibangun sekitar dua tahun lalu itu memajang berbagai benda khas negara anggota ASEAN, dan menawarkan cara interaktif untuk menunjukkan kekayaan budaya negara-negara Asia Tenggara.


"Kita juga punya yang mirip begini di Indonesia," kira-kira begitu rasanya ketika melihat profil negara anggota ASEAN selain Indonesia.


Namun kemiripan itu tidak lantas membuat rasa tertarik hilang. Sebaliknya pengunjung bisa bertanya ke pemandu yang akan memberikan penjelasan singkat dalam bahasa Inggris mengenai profil masing-masing negara.




Ada beberapa seksi interaktif di Pusat Budaya ASEAN, antara lain yang berkenaan dengan makanan khas, pakaian khas, kesenian tradisional dan tempat bersejarah.




Pengunjung bisa melihat video profil singkat masing-masing negara anggota ASEAN dengan menyentuh kubah panel bergambar peta Asia Tenggara.




Saat menyentuh lambang bendera negara di panel itu, layar akan memutarkan video berisi informasi seperti luas negara, nama ibu kota, serta gambar atraksi wisata di sana.




Bagian paling menarik tentu mengetahui tampilan makanan khas masing-masing negara. Museum ini punya cara unik untuk memperkenalkannya, menggunakan piring ajaib.




Dengan fasilitas yang menggunakan teknologi realitas tertambah (Augmented Reality/AR), pengunjung cukup perlu arahkan piring berisi QR Code, dan layar akan menerjemahkannya menjadi makanan, memunculkan makanan seperti Nasi Tumpeng dari Indonesia di atas piring di layar tersebut.