Jalan protokol Cianjur tergenang banjir
26 Februari 2017 22:25 WIB
Ilustrasi--Banjir Jambi. Seorang warga menyantap makanan di dalam rumahnya yang tergenang banjir di Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi, Jumat (24/2/2017). Ratusan rumah di sejumlah titik di dua daerah, meliputi Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi provinsi itu terendam banjir hingga setinggi paha orang dewasa akibat tingginya intensitas hujan mengakibatkan beberapa anak sungai meluap. (ANTARA /Wahdi Septiawan)
Cianjur (ANTARA News) - Sejumlah ruas jalan utama di Cianjur, Jabar, tergenang banjir Cilencang akibat curah hujan yang turun deras sejak pagi hingga malam menjelang, Minggu.
Antrian panjang kendaraan terlihat di sejumlah jalan protokol karena laju kendaraan tersendat, akibat ketinggian air yang menutup ruas Jalan setinggi puluhan sentimeter. Derasnya hujan membuat saluran drainase dan selokan tidak mampu menampung debit air yang tinggi.
Jalan yang tergenang cukup parah seperti Jalan Raya Cianjur-Cibeber, tepatnya di Desa Mayak Kecamatan Cibeber. Haerul Hakim (40) seorang pengendara mengatakan, jalur penghubung Cianjur ke Kecamatan Cibeber itu, digenangi air setinggi lutut orang dewasa.
Tidak hanya di badan jalan, air menggenangi sawah dan rumah warga sekitar. "Biasanya lancar tidak ada banjir, kalau ke Cibeber, tapi sekarang genangan airnya tinggi, sehingga menutup landasan jalan sepanjang 500 meter," katanya.
Dia menjelaskan air yang membanjiri jalan, membuat pengendara kesulitan untuk melintas. Hanya kendaraan besar yang memaksakan untuk melintas. Sedangkan kendaraan pribadi dan sepeda motor memilih menunggu ketinggian air berkurang.
"Karena banyak yang berhenti dan majunya pelan, jadinya macet sampai lebih dari 3 kilometer dari kedua arah baik menuju Cianjur selatan atau sebaliknya menuju Cianjur," katanya.
Tidak hanya di jalur tersebut, wilayah perkotaan mengalami hal yang sama, seperti di jalur protokol Ir H Juanda, Jalan Siliwangi, Jalan Arya Cikondang, dan ruas lainnya tergenang hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Bahkan di sejumlah wilayah dilaporkan pohon tumbang yang terjadi saat hujan disertai angin kencang terjadi menjelang sore.
"Pohon tumbang terjadi di Jalan Prof Moch Yamin, sehingga membuat arus kendaraan terhenti karena batang pohon yang roboh menutup sebagian besar badan jalan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Suparman.
Dia menjelaskan, cuaca ekstrem membuat Cianjur, sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga pihaknya selalu bersiaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana."Setiap petugas dan relawan disiagakan, titik rawan bencana terus dipantau, seperti di Ciloto dan beberapa titik di Cianjur selatan. Kami bersiap untuk menunggu informasi dari warga, jika ada informasi yang terlambat masuk dari anggota," katanya.
Sedangkan, terkait pohon tumbang, BPBD akan menghadap Bupati atau Wakil Bupati Cianjur karena setelah bidang kehutanan diambil alih Pemprov Jabar, penanganan pohon tumbang masih belum jelas tanggung jawabnya.
"Kalau sebelum ditarik kan adanya di dishutbun, sekarang belum tahu dimana. Makanya akan kami laporkan dulu, agar jelas, kalau belum ada instruksi, BPBD akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah pohon tumbang. tinggal laporan saja ke BPBD," katanya.
Antrian panjang kendaraan terlihat di sejumlah jalan protokol karena laju kendaraan tersendat, akibat ketinggian air yang menutup ruas Jalan setinggi puluhan sentimeter. Derasnya hujan membuat saluran drainase dan selokan tidak mampu menampung debit air yang tinggi.
Jalan yang tergenang cukup parah seperti Jalan Raya Cianjur-Cibeber, tepatnya di Desa Mayak Kecamatan Cibeber. Haerul Hakim (40) seorang pengendara mengatakan, jalur penghubung Cianjur ke Kecamatan Cibeber itu, digenangi air setinggi lutut orang dewasa.
Tidak hanya di badan jalan, air menggenangi sawah dan rumah warga sekitar. "Biasanya lancar tidak ada banjir, kalau ke Cibeber, tapi sekarang genangan airnya tinggi, sehingga menutup landasan jalan sepanjang 500 meter," katanya.
Dia menjelaskan air yang membanjiri jalan, membuat pengendara kesulitan untuk melintas. Hanya kendaraan besar yang memaksakan untuk melintas. Sedangkan kendaraan pribadi dan sepeda motor memilih menunggu ketinggian air berkurang.
"Karena banyak yang berhenti dan majunya pelan, jadinya macet sampai lebih dari 3 kilometer dari kedua arah baik menuju Cianjur selatan atau sebaliknya menuju Cianjur," katanya.
Tidak hanya di jalur tersebut, wilayah perkotaan mengalami hal yang sama, seperti di jalur protokol Ir H Juanda, Jalan Siliwangi, Jalan Arya Cikondang, dan ruas lainnya tergenang hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Bahkan di sejumlah wilayah dilaporkan pohon tumbang yang terjadi saat hujan disertai angin kencang terjadi menjelang sore.
"Pohon tumbang terjadi di Jalan Prof Moch Yamin, sehingga membuat arus kendaraan terhenti karena batang pohon yang roboh menutup sebagian besar badan jalan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Suparman.
Dia menjelaskan, cuaca ekstrem membuat Cianjur, sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga pihaknya selalu bersiaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana."Setiap petugas dan relawan disiagakan, titik rawan bencana terus dipantau, seperti di Ciloto dan beberapa titik di Cianjur selatan. Kami bersiap untuk menunggu informasi dari warga, jika ada informasi yang terlambat masuk dari anggota," katanya.
Sedangkan, terkait pohon tumbang, BPBD akan menghadap Bupati atau Wakil Bupati Cianjur karena setelah bidang kehutanan diambil alih Pemprov Jabar, penanganan pohon tumbang masih belum jelas tanggung jawabnya.
"Kalau sebelum ditarik kan adanya di dishutbun, sekarang belum tahu dimana. Makanya akan kami laporkan dulu, agar jelas, kalau belum ada instruksi, BPBD akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah pohon tumbang. tinggal laporan saja ke BPBD," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: