Banjir dan longsor landa kawasan Dieng
26 Februari 2017 21:42 WIB
Ilustrasi--Banjir Kawasan Cipinang Melayu. Warga membersihkan sampah saat banjir menggenangi kawasan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (26/2/2017). Banjir sejak Sabtu (25/2/2017) malam tersebut akibat dari debit air Kali Sunter yang terletak di sekitar lokasi meluap dan menggenangi permukiman warga. (ANTARA /Sigid Kurniawan)
Wonosobo (ANTARA News) - Banjir dan longsor melanda kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, usai terjadi hujan deras, Minggu.
Camat Kejajar, Iwan Widiyanto, di Wonosobo, Minggu, mengatakan banjir dan longsor yang menimpa kawasan Dieng, disebabkan hujan yang turun dalam intensitas tinggi selama sekitar dua jam.
"Hujan deras mulai sekitar pukul 13.00 hingga pukul 15.00 membuat setidaknya tiga titik di lereng Gunung Prau, wilayah Desa Parikesit longsor dan aliran sungai juga meluap," katanya.
Ia menuturkan meluapnya aliran Sungai Kalijaran di Desa Parikesit menghanyutkan 25 batang paralon saluran air dan sekitar lima ton bibit kentang milik para petani juga hanyut.
"Derasnya aliran air luapan Sungai Kalijaran tersebut, bahkan mampu menghanyutkan sebuah mesin diesel sehingga nilai kerugian yang dialami warga cukup besar," katanya.
Ia mengatakan di Sibedru perbatasan Patakbanteng dengan Parikesit, juga terjadi banjir akibat meluapnya Sungai Serayu.
"Banjir akibat luapan Sungai Serayu sempat memacetkan jalan utama menuju Dieng," katanya.
Ia mengatakan beruntung warga setempat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo cepat membersihkan badan jalan dari lumpur sungai yang terbawa air.
"Kalkulasi kerugian materiil masih kami hitung, karena selain barang-barang milik warga yang hanyut, sejumlah pohon juga tumbang," katanya.
Camat Kejajar, Iwan Widiyanto, di Wonosobo, Minggu, mengatakan banjir dan longsor yang menimpa kawasan Dieng, disebabkan hujan yang turun dalam intensitas tinggi selama sekitar dua jam.
"Hujan deras mulai sekitar pukul 13.00 hingga pukul 15.00 membuat setidaknya tiga titik di lereng Gunung Prau, wilayah Desa Parikesit longsor dan aliran sungai juga meluap," katanya.
Ia menuturkan meluapnya aliran Sungai Kalijaran di Desa Parikesit menghanyutkan 25 batang paralon saluran air dan sekitar lima ton bibit kentang milik para petani juga hanyut.
"Derasnya aliran air luapan Sungai Kalijaran tersebut, bahkan mampu menghanyutkan sebuah mesin diesel sehingga nilai kerugian yang dialami warga cukup besar," katanya.
Ia mengatakan di Sibedru perbatasan Patakbanteng dengan Parikesit, juga terjadi banjir akibat meluapnya Sungai Serayu.
"Banjir akibat luapan Sungai Serayu sempat memacetkan jalan utama menuju Dieng," katanya.
Ia mengatakan beruntung warga setempat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo cepat membersihkan badan jalan dari lumpur sungai yang terbawa air.
"Kalkulasi kerugian materiil masih kami hitung, karena selain barang-barang milik warga yang hanyut, sejumlah pohon juga tumbang," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: