40 persen Puskesmas Sultra belum miliki dokter
24 Februari 2017 23:05 WIB
Ilustrasi--Petugas mengamati bayi yang dibuang orang tuanya, di Puskesmas Nosarara Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/2/2017). Bayi berumur sekitar 2-3 hari itu ditemukan warga di sebuah lapak jualan seusai Salat Subuh. Kini bayi tersebut dalam perawatan di Puskesmas Nosarara Palu untuk selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial setempat. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Kendari (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggata (Sultra), dr Asrum Tombili, mengatakan sekitar 40 persen dari 280 Puskesmas yang ada di daerah itu belum memiliki tenaga dokter.
"Hanya sekitar 60 persen Puskesmas kita yang berisi dokter, selebihnya hanya adalah non dokter atau hanya perawat yang mengatur dan mengelolahnya," kata Asrum Tombili.
Meskipun masih banyak yang belum memiliki dokter kata Asrum, pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan pusat kesehatan masyarakat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.
Ia mengatakan puskesmas sentra pelayanan kesehatan yang dimiliki pemerintah dan paling banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Sebagai garda terdepan tentunya kapasitas Puskesmas harus diperkuat dengan cara ketersediaan sumber daya puskesmas yang ditunjang dengan fasilitas dan ketersediaan obat yang memadai," kata Asrum.
Ia mengatakan dari jumlah puskesmas tersebut yang berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yakni Kabupaten Bombana 23 unit, Kabupaten Konawe 24 unit, dan Kabupaten Konawe Kepulauan tujuh unit.
"Pembangunan puskesmas di daerah pelosok yang jauh jangkauan dari rumah sakit umum milik pemeirntah maupun rumah sakit swasta merupakan prioritas pemerintah," katanya.
Program penempatan bidan menjadi pegawai honorer tidak tetap di puskesmas daerah terpencil menjadi salah satu upaya pemerintah Sultra melakukan pemerataan pelayanan kepada masyarakat.
Tidak hanya memperbanyak puskesmas di daerah terpencil, tetapi juga melengkapi sarana dan prasana termasuk penyebaran tenaga medis disetiap puskesmas tersebut, hingga mejamin ketersediaan obat-obatan.
"Persediaan obat terus disiapkan di setiap puskesmas yang ada di daerah itu, dan untuk antisipasi juga disediakan di gudang yang dekat dengan kantor- kantor kecamatan," ujarnya.
"Hanya sekitar 60 persen Puskesmas kita yang berisi dokter, selebihnya hanya adalah non dokter atau hanya perawat yang mengatur dan mengelolahnya," kata Asrum Tombili.
Meskipun masih banyak yang belum memiliki dokter kata Asrum, pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan pusat kesehatan masyarakat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.
Ia mengatakan puskesmas sentra pelayanan kesehatan yang dimiliki pemerintah dan paling banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Sebagai garda terdepan tentunya kapasitas Puskesmas harus diperkuat dengan cara ketersediaan sumber daya puskesmas yang ditunjang dengan fasilitas dan ketersediaan obat yang memadai," kata Asrum.
Ia mengatakan dari jumlah puskesmas tersebut yang berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yakni Kabupaten Bombana 23 unit, Kabupaten Konawe 24 unit, dan Kabupaten Konawe Kepulauan tujuh unit.
"Pembangunan puskesmas di daerah pelosok yang jauh jangkauan dari rumah sakit umum milik pemeirntah maupun rumah sakit swasta merupakan prioritas pemerintah," katanya.
Program penempatan bidan menjadi pegawai honorer tidak tetap di puskesmas daerah terpencil menjadi salah satu upaya pemerintah Sultra melakukan pemerataan pelayanan kepada masyarakat.
Tidak hanya memperbanyak puskesmas di daerah terpencil, tetapi juga melengkapi sarana dan prasana termasuk penyebaran tenaga medis disetiap puskesmas tersebut, hingga mejamin ketersediaan obat-obatan.
"Persediaan obat terus disiapkan di setiap puskesmas yang ada di daerah itu, dan untuk antisipasi juga disediakan di gudang yang dekat dengan kantor- kantor kecamatan," ujarnya.
Pewarta: Suparman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: