Jakarta (ANTARA News) - Pernah merasa setiap hari tanggal tua? Bisa jadi karena salah mengatur pos pengeluaran kebutuhan setiap bulan.

Mengatur pengeluaran setiap bulan bila tidak mengetahui tekniknya dapat menyebabkan Anda berada di middle income trap, jebakan kelas menengah, yaitu merasa kesusahan mendekati waktu gajian atau keuangan stabil tapi tabungan atau aset yang dimiliki tidak bertambah.

"Pisahkan pengeluaran premier, sekunder dan tersier," kata pendiri Janus.ID, Aakar Abyasa Fidzuno saat ditemui di acara bincang-bincang Jenius, Jumat.

Memisahkan pengeluaran untuk masing-masing pos berguna untuk mengatur seberapa banyak alokasi dana untuk setiap pos dan juga menabung.

"Idealnya, menabung itu gaji dikurangi biaya hidup," kata Aakar.

Jumlah besaran tabungan menurut dia sebaiknya tidak dihitung dengan persentase namun dengan angka riil berdasarkan kemampuan.

Misalnya, dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan, hasil gaji dikurangi biaya hidup setiap bulan merupakan jumlah yang akan ditabung.

Untuk itu, sebelum menentukan besaran tabungan, sebaiknya hitung berapa jumlah pengeluaran wajib setiap bulan yang dibagi dalam kategori premier, sekunder dan tersier.

Kebutuhan premier terdiri dari kewajiban yang harus dipenuhi setiap bulan, seperti biaya transportasi, kebutuhan sehari-hari.

Kebutuhan sekunder terdiri dari kebutuhan pendukung yang tidak wajib, Sementara itu, biaya untuk "hura-hura", seperti makan di restoran, membeli kopi atau jalan-jalan saat akhir pekan sebaiknya ditaruh dalam pos tersier.

"Mengatur pengeluaran, yang kewajiban (primer) lebih dulu, tersier belakangan," kata dia.

"Pengeluaran tersier sangat perlu dipisahkan karena itu pusat kebocoran," kata Aakar.

Pisahkan rekening masing-masing pos pengeluaran agar tidak saling mengganggu dan gunakan kartu ATM yang berbeda untuk masing-masing pos.

Saat berkumpul di kedai kopi dengan teman-teman, Aakar menyarankan hanya membawa kartu yang telah dialokasikan untuk kebutuhan tersier agar tidak mengganggu pos lainnya.