Sikat gigi dua kali sehari kurangi risiko stroke
24 Februari 2017 18:28 WIB
Kelas Inspirasi Di Pedalaman Seorang siswa memberikan contoh cara mengosok gigi dalam kegiatan kelas Inspirasi yang dilakukan oleh Komunitas 1.000 Guru Kupangr di SDN Amsila Desa Nuanu, Kecamataan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT Sabtu (10/10). Kegitan kelas Inspirasi yang dilakukan oleh komunitas tersebut merupakan bagian dari kepedulian mereka kepada pendidikan di daerah pedalaman yang susah dijangkau khususnya di wilayah NTT. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha) ()
Jakarta (ANTARA News) - Menyikat gigi dua kali sehari bukan hanya perkara menjaga kebersihan mulut dan gigi, tetapi juga urusan kesehatan tubuh Anda.
Studi menunjukkan menyikat gigi berhubungan dengan berkurangnya kemungkinan seseorang terkena penyakit stroke. Mereka yang menderita penyakit gusi ringan hampir dua kali beresiko menderita stroke daripada orang yang tak memiliki penyakit gusi.
Dalam studi itu, para ahli menganalisis lebih dari 6.700 orang dewasa yang menderita penyakit gusi ringan, sedang dan berat selama lebih dari 15 tahun. Tak ada satu pun dari mereka yang sebelumnya telah mengalami stroke.
Mereka menemukan sebanyak 299 kejadian stroke terjadi selama 15 tahun periode studi. Hampir setengah kejadian stroke itu disebabkan gumpalan dalam pembuluh darah otak, 26 persen karena gumpalan darah di dalam hati dan 20 persen akibat kurangnya asupan oksigen ke otak.
Para peneliti mencatat orang-orang dengan penyakit gusi yang lebih parah lebih mungkin mengalami stroke karena adanya gumpalan darah di otak atau jantung.
Penyakit gusi adalah infeksi yan ditimbulkan bakteri (menciptakan plak) pada jaringan gigi. Pada beberapa pasien yang rentan terhadap penyakit gusi, tubuh lebih-bereaksi terhadap bakteri di sekitar gusi dan menyebabkan terlalu banyak peradangan.
Peradangan yang intens ini mempengaruhi aliran darah dan diduga merusak pembuluh darah di jantung dan otak secara perlahan selama periode waktu yang panjang. Inilah yang menyebabkan stroke, serta berbagai masalah lainnya termasuk penyakit jantung dan diabetes.
Studi sebelumnya bahkan menemukan jumlah gigi Anda yang hilang (lepas) bisa memprediksi waktu kematian Anda. Mereka yang memiliki satu set gigi lengkap di usia 74 tahun lebih besar kemungkinannya bisa mencapai usia 100 tahun, menurut ilmuwan.
Selain itu, mereka mengatakan, jumlah gigi yang hilang (lepas) bisa menjadi indikator kunci untuk melihat seberapa baik seseorang menjaga dirinya. Demikian seperti dilansir the sun.co.uk.
Studi menunjukkan menyikat gigi berhubungan dengan berkurangnya kemungkinan seseorang terkena penyakit stroke. Mereka yang menderita penyakit gusi ringan hampir dua kali beresiko menderita stroke daripada orang yang tak memiliki penyakit gusi.
Dalam studi itu, para ahli menganalisis lebih dari 6.700 orang dewasa yang menderita penyakit gusi ringan, sedang dan berat selama lebih dari 15 tahun. Tak ada satu pun dari mereka yang sebelumnya telah mengalami stroke.
Mereka menemukan sebanyak 299 kejadian stroke terjadi selama 15 tahun periode studi. Hampir setengah kejadian stroke itu disebabkan gumpalan dalam pembuluh darah otak, 26 persen karena gumpalan darah di dalam hati dan 20 persen akibat kurangnya asupan oksigen ke otak.
Para peneliti mencatat orang-orang dengan penyakit gusi yang lebih parah lebih mungkin mengalami stroke karena adanya gumpalan darah di otak atau jantung.
Penyakit gusi adalah infeksi yan ditimbulkan bakteri (menciptakan plak) pada jaringan gigi. Pada beberapa pasien yang rentan terhadap penyakit gusi, tubuh lebih-bereaksi terhadap bakteri di sekitar gusi dan menyebabkan terlalu banyak peradangan.
Peradangan yang intens ini mempengaruhi aliran darah dan diduga merusak pembuluh darah di jantung dan otak secara perlahan selama periode waktu yang panjang. Inilah yang menyebabkan stroke, serta berbagai masalah lainnya termasuk penyakit jantung dan diabetes.
Studi sebelumnya bahkan menemukan jumlah gigi Anda yang hilang (lepas) bisa memprediksi waktu kematian Anda. Mereka yang memiliki satu set gigi lengkap di usia 74 tahun lebih besar kemungkinannya bisa mencapai usia 100 tahun, menurut ilmuwan.
Selain itu, mereka mengatakan, jumlah gigi yang hilang (lepas) bisa menjadi indikator kunci untuk melihat seberapa baik seseorang menjaga dirinya. Demikian seperti dilansir the sun.co.uk.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: