Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 yang sebelumnya diperkirakan sebesar 5,05 persen (year on year/yoy), karena masih rendahnya konsumsi pemerintah.

"Kuartal I-2017 itu akan ada di bawah 5,05 persen. Kami akan sampaikan kalau sudah mendapatkan perkiraan angka akhirnya," kata Gubernur BI Agus Martowardojo usai peluncuran bantuan pangan non-tunai di Jakarta Timur, Kamis.

Agus mengatakan kontribusi belanja pemerintah sangat signifikan dalam mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto. Sayangnya, kata Agus, di triwulan I-2017 ini, belanja pemerintah belum terealisasikan dengan baik.

Kondisi tersebut seperti yang lazimnya terjadi di awal tahun, karena pemerintah harus melakukan konsolidasi fiskal setelah menutup tahun anggaran 2016.

"Memang lebih karena rendahnya pengeluaran pemerintah. Memang ada konsolidasi setelah tahun anggaran 2016. Seperti diketahui, peran belanja pemerintah sangat besar ke pertumbuhan," kata Agus yang juga mantan Menteri Keuangan tersebut.

Selain belanja pemerintah, kontributor pertumbuhan ekonomi lain, yakni ekspor diperkirakan BI membaik pada triwulan I-2017. Perbaikan tersebut karena pemulihan harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

Proyeksi BI pada 2017 harga delapan komoditas akan naik rata-rata 10,2 persen, setelah pada 2016 harga komoditas lesu dan memukul kontribusi ekspor.

Untuk pertumbuhan ekonomi 2017, BI memperkirakan akan bergerak di rentang 5-5,4 persen (yoy).